BR~106

1175 Words

April menutup pintu mobil yang baru dibuka Wahyu dengan kasar. Menatap tajam, dengan amarah yang terpancar jelas dari sorot matanya. Ia tidak peduli, jika beberapa pasang mata sempat melirik pada mereka yang berada di area parkir pengadilan. “Kata ke Mama ... kamu, kamu mau ceraikan aku?” tanya April dengan sesak yang sudah memenuhi d**a. Perjuangannya bertahun-tahun agar bisa berada di sisi Wahyu dan menjadi satu-satunya wanita di samping pria itu ternyata berakhir seperti ini. “Kenapa?” April memukul d**a Wahyu dengan putus asa. “Kenapa kamu mau cerai?” “Kita sudah nggak bisa sejalan,” ucap Wahyu tenang, tanpa menunjukkan emosi apa pun. “Apa ini karena kecelakaan Sabda?” tanya April sedang memikirkan semua kemungkinan yang ada. “Apa karena papaku diduga—” “Sebelum masalah itu muncul,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD