BR~49

1465 Words

“Skakmat!” Budiman berseru setelah menutup pintu ruangan Darwin. Di dalam sana, hanya ada dirinya dan Sabda karena itulah Budiman bisa bicara dengan bebas. “Skakmat?” Sabda membuka seragam Warta yang dikenakannya dan berganti dengan satu stel kemeja dan jas yang ternyata sudah disiapkan Budiman. “Maksudnya?” “Kamu menikah dengan Indah, Regan nggak bisa ngapa-ngapain, dan Wahyu gigit jari di depan papanya.” Budiman duduk di sofa sembari mengeluarkan ponsel. Satu rencananya sudah berjalan sempurna, sekarang tinggal menunggu Indah masuk ke perusahaan Kalingga secara baik-baik. “Wah! Papa sudah memperhitungkan semuanya,” ujar Sabda sambil mengancingkan kemeja putihnya. “Tapi, aku yakin ada yang Papa sembunyikan karena ini semua, nggak sesimpel seperti yang Papa bilang tadi pagi.” Budiman t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD