BR~50

1418 Words

“Bagaimana saksi?” “Sah!” ucap Darwin dengan semangat dan disusul ucapan beberapa orang yang hadir di ruang rapat. Namun, tidak dengan Wahyu yang hanya membisu dengan wajah tanpa ekspresi sama sekali. “Wahyu!” Wahyu menatap pelan pada sang papa yang memanggilnya. “Hm, sah.” Saat ini, Wahyu merasa terpojok dan tidak bisa melakukan hal apa pun. Tidak ada satu pun yang berjalan sesuai dengan kemauannya. Bahkan, tidak ada satu pun yang berpihak padanya atau sekadar mengerti dengan perasaannya saat ini. “Selamat, Sab.” Darwin menjadi orang pertama yang beranjak menghampiri Sabda dan Indah, lalu memeluk keduanya sekaligus. Disusul dengan yang lainnya, tetapi tidak dengan Wahyu dan April yang masih duduk diam di kursi mereka masing-masing. “Jadi, kapan rencana resepsinya?” tanya Desty setel

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD