BR~58

1633 Words

“Ada yang mau aku bicarakan.” Sabda segera menemui Budiman, ketika sekretaris pria itu mengabarkan papanya baru saja datang dan ada di ruang kerja. “Duduk,” ujar Budiman santai sembari mengetikkan password komputernya. “Dan apa yang mau kita bicarakan.” “Indah.” “Kenapa dengan dia?” “Indah itu, “sakit”.” “Sakit?” Budiman akhirnya menoleh pada putranya. Memajukan kursi kerjanya, sehingga separuh tubuh bagian bawahnya tenggelam di balik meja. “Indah sakit apa? Sudah dibawa ke dokter?” “Bukan sakit seperti itu maksudku, Pa.” Sabda menghempas tubuh di kursi yang berseberangan dengan Budiman. Kemudian, ia mengetuk pelipisnya sebentar. “Kepalanya itu isinya cuma om Regan. Ambisi dia buat balas dendam, sepertinya sudah nggak bisa ketolong.” “Papa nggak bisa menyalahkan Indah sepenuhnya.” B

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD