BR~133

1072 Words

Syifa dan Budiman berdiri di balik kaca besar yang memisahkan mereka dari ruang bayi, di mana deretan boks mungil berjajar rapi. Suasana di luar ruangan terasa hening, tetapi penuh dengan harapan dan kebahagiaan yang tidak terkira. Syifa merangkul erat pinggang Budiman. Kepalanya perlahan merebah di bahu, seiring senyum tipis yang terlukis di wajahnya. Meskipun keduanya tidak saling bicara, kehangatan di antara mereka cukup menggambarkan rasa syukur yang begitu mendalam. Tatapan Syifa tidak lepas dari ruangan di depan mereka, menunggu dengan sabar saat-saat ketika cucu mereka akan diletakkan di boks. Namun, tidak hanya Syifa dan Budiman yang berdiri di sana. Tidak jauh dari mereka, Wahyu juga tampak tidak sabar sekaligus gelisah karena ingin melihat keponakan kecilnya. Pria itu sesekali

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD