“Putra Sabda Wisesa.” Senyum Syifa merekah, matanya berbinar penuh kebanggaan saat memamerkan cucunya pada Desty dan Darwin. Ia mengangkat bayi kecil itu dengan lembut, menunjukkan wajah tenang yang tengah tertidur pulas. “Panggilannya Putra.” “Mirip Sabda waktu bayi,” celetuk Desty saat pertama kali melihat wajah mungil yang begitu damai. Andai saja April tidak keguguran, saat ini Desty pasti sudah disibukkan dengan kegiatan menimang cucu. “Tapi ini lebih bulat.” “3,5 kilo, Des,” ucap Syifa berusaha memendam sesaknya dalam-dalam ketika mengingat Sabda. Hari bahagia ini, tidak boleh diselimuti duka karena ada satu makhluk kecil yang akan menjadi harapan baru. “Aku sampe takut Anggun nggak kuat di tengah jalan.” “Gimana rasanya, Nggun?” tanya Desty sambil mengusap pelan pipi bayi mungil

