BR~147

1596 Words

“Putra biar sama aku, Tan,” ujar Wahyu begitu mereka keluar dari garbarata. Ia segera mengambil alih Putra, yang baru saja akan dilimpahkan pada Syifa karena Anggun ingin pergi ke kamar kecil. “Jagoan, Om, bangun juga akhirnya.” “Titip bentar,” ucap Anggun ketika menyerahkan Putra pada Wahyu. “Hm.” Wahyu hanya menggumam dan langsung mencium gemas pipi tembem Putra. “Jangan dicium terus, nanti lecet,” pesan Anggun seraya pergi dengan segera menuju kamar kecil. Syifa terkekeh pelan, tetapi tidak dengan Desty yang segera meraih wajah putranya. Ia berdecak, karena Wahyu belum juga mencukur rambut halus yang menghiasi wajahnya. “Kamu ini, kapan mau dengerin orang, sih, Yu!” Wahyu menggeleng sambil membenarkan posisi Putra di bahunya. “Eyang dilarang marah-marah. Ada Putra.” “Ayo-ayo!” aj

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD