Arini membuka laman pesan di ponsel dan memeriksa catatan dan pesan dari mama mertuanya mengenai jadwal rutin pemeriksaan kandungan Hening sekaligus hari kelahiran. Jelas-jelas Hening yang seharusnya melahirkan minggu depan, tapi kenapa lebih cepat dari yang sudah dijadwalkan? Arini juga menyadari satu hal, dan dia merasakan sekujur badannya merinding, apa benar yang dikatakan Karen bahwa Devan yang selama ini telah berhubungan dengan Hening seperti layaknya suami istri? Mengingat pula kata-kata Widya bahwa dia yang tidak berhak menuduh Devan berselingkuh karena Hening dan Devan yang masih terikat ikatan suci pernikahan, meskipun mereka menikah di bawah tangan. Mata Arini memanas, seolah semuanya terungkap, merasa kebohongan ada di depan mata dari orang-orang terdekat, Devan, Hening, lal