Hening akhirnya bisa dijenguk sore harinya. Ayah dan dua adiknya datang menjenguk dan ruangan pun seketika menjadi ramai. Sejak sampai di dalam kamar dan melihat keponakan yang sedang tertidur pulas di dalam kotak bayi, Hanna dan Harum seolah enggan beranjak, dan tidak bosan melihat bayi lucu. “Bangun dong, Dik Daren,” goda Hanna, sedikit kecewa karena dia datang dan Daren sedang tidur pulas. “Dia itu keponakan kamu, Hanna. Bukan adik,” ujar Hening, merasa geli melihat kedua adiknya yang seolah menganggap anaknya adalah adik mereka. “Ganteng ya, Mbak Hening. Jadi, kapan Daren pulang ke rumah?” tanya Harum dengan wajah polosnya, penuh harap. Hening merasa sedih dengan pertanyaan adiknya, dia saja belum yakin apakah Daren akan selamanya bersamanya atau Risma yang berubah pikiran kembali