Benci

1904 Words
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN PENULIS OLDHAAYUNIE(MARTINA) DAN TAP LOVE . TANPA KALIAN, CERITA INI TAK AKAN BERJALAN DENGAN LANCAR. Warning!! Plagiat dilarang mampir, jika ketauan akan di pelet!!!. Thank you, mohon kerja sama nya. “ sukses itu gak gampang saya, butuh pengorbanan dan air mata!”.   Happy Reading,   Flashback: Marlon tersenyum menatap dirinya pada pantulan kaca, memakai tuxedo hitam sambil menggenggam sebuah cincin . “ Kau harus terlihat keren didepan Mariana, Marlon” bisiknya . “ kau sangat tampan,b******n” ucap Sean yang begitu dingin tanpa ekspresi,berdiri menatap Marlon dari belakang. Seketika Marlon tersenyum, berbalik menatap Keturunan Rios yang gagah. Marlon akui itu, semua keturunan Rios sangat perfect. “ Hilangkan kata b******n itu, kakak ipar. Ingat aku akan menjadi bagian dari keluarga kalian!”  jawab Marlon dengan nada penekanan. “ Pikiran adik ku mungkin terganggu, hingga memutuskan untuk memilih mu” ucap Sean santai, sambil bersandar pada sofa single. Marlon mulai terpancing, “ Apa maksudmu,kakak ipar?” sambil menarik Tuxedo Sean. Sedangkan Sean tersenyum miring menatap Marlon yang marah. “ apa disaat acara penting ini,  kalian harus bertengkar?” ucap Sam, sambil menatap heran kedua sahabatnya. “ Marlon sedang sensitif” ucap Sean santai sambil merapikan Tuxedo mahal, miliknya. “ Aku akan selalu sensitif ketika menyangkut Mariana” jawab Marlon, santai. “ Bucin!” teriak 4R serempak membuat Marlon tersenyum. “ Diamlah!, kita harus mengatur strategi baru” ucap Rafael sambil menyentuh sebuah tablet kaca . “ s**t, apa harus melakukan di acara pertunangan ku sendiri?” ucap Marlon, kesal. “ Musuh tak menentukan waktu. Lawan dan habisi” jawab Sean, santai. “ katakan, aku tak ingin membuang waktu dan ingin menikmati Wine,” ucap Marron. Kelima pria itu mengatur strategi  dengan matang. Ratusan penjaga telah diarahkan kesetiap sudut,bahkan lima helikopter telah berlalu lalang mengelilingi Mansion Rios.Pistol dan semua atribut telah dipasang ketubuh mereka masing masing. “ ingat Marlon, kau tak boleh sendirian!” ucap Rafael,mengingatkan. Dan semuanya berpencar,sedangkan Marlon dikawal  dua penjaga pergi menemui tamu undangan, tapi matanya mengawasi setiap sudut dan orang. Hingga Marlon tertipu, dan membuat kesalahan. Itulah hidup, akan selalu membuat kesalahan dan kecurangan. Marlon mencari Mariana disetiap sudut taman, namun nihil . Hingga suara wanita yang sangat dikenal Marlon, muncul layaknya hantu yang muncul tiba-tiba. “ sayang “ wanita itu berlari sambil memeluk Marlon dengan sangat angresif, menempelkan setiap lekukan ketubuh Marlon. “ bagaimana bisa kau masuk ?, disini bukan Club “ ucap Marlon sambil mendorong tubuh wanita itu. Bukannya malu, wanita itu tetap menempelkan tubuhnya dengan sangat agresif hingga bibir itu melumat kasar pada bibir Marlon. Bukannya terlenan, Marlon mendorong kasar dan menyeka jijik pada bibirnya. “ Lepaskan jalang itu, nikahi aku” ucap Wanita itu,santai. Membuat Marlon tersadar bahwa Mariana melihat semuanya.Hingga tangan kanan nya, mengurus wanita itu. “Yang jalang adalah dirimu!, jalang tetaplah jalang!” ucap Marlon. “ Urus wanita itu!, dan cari penghianat disekitar kalian!” ucap Marlon, menahan marah. Dan pergi mengejar Mariana. Namun, semuanya menjadi berantakan.   Acara begitu riuh, ketika cincin telah disematkan satu sama lain. Marlon menatap mata itu aura benci untuknya. “ Gadisnya sangat keras kepala”. Setelah acara selesai, Marlon bersama 4R pergi ke bascame. “ Pria itu, b***k  Budancio menyamar sebagai penjaga mu” ucap Rafael. Namun Marlon hanya diam, marah bercampur kesal telah mengusai dirinya. “Aku melihat Mariana tak ikhlas bertunangan dengan mu” ucap Sean,santai. Namun Marlon hanya diam. “ Gadis kecil ku itu sangat keras kepala. Tenangkan dirimu “ ucap Marron sambil meneguk Winski. “ Kejarlah, ia pasti luluh. Ingat jangan pernah menyentuh sebelum resmi!” ucap Marron lagi. Ketika sampai,Marlon bergegas masuk menemui kedua mangsanya, sedangkan 4R hanya mengikutinya dari belakang. “ Sudah lama aku tak membunuh” ucap Marlon,menatap kedua mangsanya yang telah terkapar. Melampiaskan kemarahannya tapi Marlon belum puas, hingga Sean menyentuh pundaknya” berikan kepadaku, aku tak bisa menahannya lagi”. “ pulanglah, kami berempat bisa menanganinya” ucap Rafael, dan Marlon pergi begitu saja. Pikiran dan hatinya begitu lelah.     "Benci dan cinta itu beda - beda tipis", Marlon selalu percaya dengan kalimat itu . Dirinya selalu berharap Mariana mencintainya.Namun perkataan Mariana masih terngiang ngiang diotaknya.   " AKU MENERIMAMU, DEMI KEBAHAGIAN  KEDUA KELUARGA!,Marlon bangkit seketika  dari ranjang, dan berjalan mengambil sebotol  wine.Entah kenapa ia butuh angin untuk menjernihkan pikiran dan tubuhnya.   Angin malam berhembus kencang, ketika Marlon membuka pintu balkon kamarnya. Menatap langit gelap membuat suasana hatinya berubah "Sky,sky, walaupun gelap kau tetaplah cantik,aku dan gadisku begitu mengagumi mu . merindu dan tersakiti memang sama-sama dibuat pusing, dan aku,Marlon Teixeira merasakannya!". teriak Marlon sambil mengangkat sebotol wine kearah langit,dan cheers.   " Pria memang sulit mengurus satu wanita" ucap Marlon sambil mengisap  sebatang  rokok.Pikirannya   " s**t!, aku harus bertemu dengannya!" Ucap Marlon menahan Marah, membawa kunci mobil serta Beretta Imperiale Montecarlo.   Membawa Mobil Sport dengan laju kecepatan tinggi, Marlon menghubungi tangan kanannya" Kita harus bergerak cepat!" ucap marlon sambil memutuskan sambungan sepihak.   Mansion Rios(Jakarta-Indonesian) pukul 03.00 subuh.   Tanpa menunggu lama, Marlon memanjat balkon kamar Mariana, beruntungnya jendela gadis itu terbuka.Ketika sampai, Marlon terkejut menatap ciptaan tuhan terbaring tanpa sehelai benang. " Damn!, Kau membuat ku panas dingin" bisik Marlon sambil mengambil selimut menutup tubuh miliknya dimasa depan. Marlon menatap malaikat cantik tertidur dihadapannya, menatap mata hingga bibir secara rinci. " Maaf sayang, demi menjaga mu dari musuh-musuh ku, Aku rela kau membenci diriku walau aku tak ingin". Bisik Marlon. " Aku tak ingin mendengarnya!" Marlon Terkejut sekaligus takjub ketika bibir mungil itu  mencumbu bibirnya dengan liar,  "Mariana yang kukenal tak seliar ini, tapi aku suka.Anggap ini latihan". Ucapnya disela lumatan panjang. Dari detik berubah menjadi menit, menambah panas  dan liar, tangan Marlon tak tinggal diam menyentuh wajah hingga kedua gundukan milik Mariana.Bahkan dirinya telah menegang untuk masuk kedalam sarang,milik Mariana. Desahan keluar dari bibir Mariana membuat Marlon tersadar, " Aku menginginkanya namun tak ingin merusak dirimu" bisik Marlon sambil mencium bibir Mariana dan memeluk tubuh gadisnya dengan erat.   Matahari telah mengintip dicelah-celah gorden, Mariana berteriak histeris melihat Marlon terbaring disampingnya tanpa menggunakan baju. “Marlon Teixeira, Keluar dari Kamar ku!” Teriak Mariana heboh, sedangkan Marlon yang baru tertidur tiga jam harus bertarung melawan ngantuk agar bisa membuka matanya. Namun, tak bisa hingga Mariana berteriak membuatnya terbangun dan menatap dua gundukan itu menyembul keluar membuat diri tak menjadi ngantuk. “Kak Marlon!” teriakan Mariana terdengar manja  ditelinga Marlon,entah karena gairah melanda atau perasaanya saja, intinya ia senang Mariana memanggilnya kakak. Pertengkaran dipagi hari, membuat Marlon bahagia. Ia senang bisa menjahili gadisnya. Hingga disaat melompat, ia terdengar Mariana mengoceh untuk menutup semua akses, “ aku bisa melakukan apa saja, untuk bisa tidur dengan mu” ucap Marlon,memamerkan senyum dan melompat.        “ Sangat tidak sopan!,” teriak Sean sambil membawa senapan,dan Marlon berbalik menatap Sean dari bawah hingga- “ hahaha, apa setiap hari kau memakai sarung sambil membawa senapan?” tanya Marlon sambil memegang perut. Sedangkan, Sean  memutar bola matanya, malas.” pria wajib melakukan ini, demi kesehatan yang dianjurkan dokter” jawabnya namun senapan itu tetap mengarah pada Marlon. Sedangkan Marlon meneliti,” apa kau tak memakai-,”  Namun Sean menyela,” aku tak memakainya. Kau apakan adikku?” ucap Sean,dingin. “ Terlihat menonjol, apa kau tak pergi menemui para sangkar ?” tanya Marlon balik membuat Sean harus menahan emosi. “ Shut up!” “ Uncle!” “ Aku bukan paman mu!, Katakan. Sebelum timah ini menembus tubuhmu” . Marlon menyeringai, “ Akan ada little Teixeira”  dan pergi begitu saja. Meninggalkan Sean yang sedang panas dingin. “Again?” ucap Sean, menatap tajam.Ketika Marlon duduk dimeja makan. Sedangkan Marlon tersenyum miring. “ Hai kakak ipar” ucap Marlon, membuat selera makan Sean hilang. Sedangkan ketiga pria Rios tampak bingung menatap aura kebencian Sean menatap Marlon. “ whats wrong?” tanya Sam kepada Marlon sedangkan yang ditanya hanya tersenyum seperti orang gila. “ wtf?” bisik Marlon yang didengar 4R ketika menatap Mariana memakai pakaian kurang bahan yang hanya  menutup beberapa area terlarangnya saja. Marlon begitu emosi membuat selera makannya hilang, ia akan melakukan sesuatu agar gadisnya memakai pakaian tertutup. Ketika sarapan pagi telah usai, Semua tampak sibuk dengan aktivitas masing-masing,Marlon yang tengah emosi langsung menggendong Mariana seperti menenteng karung beras menuju kamarnya. “ Stop!” teriakan gadis itu tak didengar oleh Marlon, bahkan para pelayanan hanya mampu menunduk tak bisa membantu sedangkan semua keluarga telah pergi. Membanting pintu dengan kencang, Marlon melempar kasar gadisnya di ranjang, ia bgeitu tersulut emosi. “ Harus dengan cara apa ,agar kau tak memakai pakaian kurang  bahan itu?” ucap Marlon, tegas sambil menindih Mariana. “ kau tak bisa mengatur ku, aku ya aku!” jawab Mariana, yang harus menahan gugup bercampur takut. “ Aku tunangan mu, aku berhak mengaturmu,” Marlon semakin menindih gadisnya yang tampak tak takut sama sekali dengannya “ inilah yang harus kau pahami,aku hanya seorang bocah yang tak bisa kau atur dan lihat, sekarang kau tau bagaimana wujud asliku. Sampai kapan pun, aku tak bisa diatur!.KARENA AKU ADALAH AKU,YAK BISA DIUBAH SIAPAPUN!!”. Marlon menyeringai,menatap tajam gadisnya” siapapun pasti bisa diubah, termasuk dirimu.Bagaimana bisa aku tak marah, ketika kau memakai pakaian yang hanya menutup beberapa area mu saja”. “ Tubuh ku, ya tubuhku. Mau nunjukin  p****g atau apapun,terserah aku,”  “Keras kepala,” tangan Marlon mulai aktif meremas kedua gundukan itu secara kasar, membuat Mariana meronta. “ Ini yang kau minta, jangan pernah memancing emosi ku. Walau aku tak ingin” bisik Marlon dan mulai melumat kasar bibir itu, amarah bercampur gairah yang telah menguasai dirinya. Sedangkan Mariana berteriak dan meronta-ronta, “ Stop!, Stop, Sakit!” teriak gadis itu. Namun, Marlon tak mendengarkannya. Hingga robekan baju terdengar. “ dalam sekali robekan saja” bisik Marlon dan terus mencium n****e merah muda yang tampak menegang. Mariana yang berontak mulai luluh . “ Ahhhh” desah gadis itu ketika Marlon mencubit miliknya. “ Jangan pernah memakai pakaian kurang bahan, aku tak suka milik ku dilihat orang” bisik Marlon disela lumatan panjang dan Mariana yang telah dikuasai kabut gairah hanya menganggukkan kepala bertanda nurut . Milik Marlon telah siap untuk masuk, namun ia sadar ketika harus memegang prinsip untuk menjaga gadisnya. Mariana yang melihat gelagat Marlon, menarik tubuh sixpack itu ,hingga batang perkasaan Marlon hampir masuk. “ Aku tak mau merusakmu, dan membuatmu membenci ku” bisik Marlon menatap gadisnya yang tengah terngengah-engah sambil menatapnya. “ Kau memiliki seribu cara Marlon, lakukan. Aku tak marah” bisik Mariana terdengar manja. Marlon tersenyum miring, “ baiklah” membasahi jari tanganya dan masuk kedalam lubang hangat milik Mariana. Teriakan Mariana yang tak mampu ditahan ketika mencapai o*****e, sesekali ia menatap  jari tunangannya berpacu dengan cepat. “ Ahhhh” Mariana merasa puas sekaligus tidak. Ia memutuskan untuk menindih Marlon dan memainkan pedang panjang yang tegang itu, mengocoknya dengan kasar dan- Suara ketokan pintu terdengar, membuat keduanya gelagapan. “ Sembunyilah, aku tak ingin urusannya semakin panjang “ ucap Mariana dan berlari menuju lemari untuk mengambil pakaian yang lebih tertutup. “ menikah lebih cepat, lebih baik. Sayang” jawab Marlon sambil memakai pakaiannya. “ Shut up!” teriak Mariana membuat Marlon tertawa. Mariana berlari sekuat tenaga,untuk membuka pintu dan benar dugaannya 4R telah menatapnya dengan tajam. Mereka masuk begitu saja dan mendapat Marlon berbaring santai diranjang milik adiknya sambil memainkan sebuah tablet. “ Mariana bisa jelaskan?” ucap serempak keempat kakaknya itu sambil menatap tajam Marlon, sedangkan yang di tatap malah cuek dan terus memaikan tablet. “ dia hanya membantuku” jawab Mariana santai. “ Membantu?” tanya Rafael yang sangat peka terhadap apapun yang dilihatnya. “ hei,kalian para jomblo, diamlah!” ucap Marlon santai. Sedangkan Mariana berjuang menahan ketawa. “ keluarlah dari kamar adikku!”  ucap Sean sambil menarik lengan Marlon untuk keluar. Sedangkan Mariana jengah menatap keposesifan keempat kakaknya. “ sayang, aku pamit” ucap Marlon sambil mengecup bibir Mariana didepan keempat kakaknya. “ cari mati!” ucap Marron dan mereka pun melempar semua barang yang ada kearah Marlon. “ kembalikan barang-barangku yang telah kalian lempar ketempat asalnya!” teriak Mariana dan menutup pintu kamarnya dengan tersenyum. " aku tak akan memakai pakaian seksi di depan Marlon, bisa-bisa habis aku dibuatnya" ucap Mariana sambil memukul kepalanya dengan bantal. selama diindonesia Mariana melupakan seorang pria yang telah lama menunggunya kembali ke USA.                                                                         TE AMO
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD