E N A M

799 Words
    Setelah mendapat izin dari orang tua nya, hari ini mereka sepakat pindah ke apartemen Briyan. Mereka tidak mau terus menyusahkan kedua orang tuanya, Dan ingin hidup mandiri. "Huh.. capek banget gue." Nabilla langsung tepar di sofa yang berada di depan TV. "Sama." Briyan ikut-ikutan. "Yan sekarang jam berapa?" Tanya Nabilla. Briyan melihat jam yang berada di tangannya. "Masih jam 3." Jawa Briyan. "Abis ini kita ke supermarket belanja." Ajak Nabilla. Briyan menghembus kan nafas berat nya. "Nanti aja lah capek gue." Jawab nya ogah-ogahan "Gak! Lebih cepat lebih baik." Ucap Nabilla tegas setelah itu meninggalkan Briyan untuk mandi. Kalau sudah begitu Briyan tak bisa menglak lagi, akhirnya ia berjalan ke kamar mandi yang satu nya untuk mandi. Setelah semua nya sudah rapi mereka segera pergi ke supermarket untuk belanja kebutuhan mereka. Sesampai nya di sana langsung saja mereka berkeliling memilih barang-barang yang mereka butuh kan. Tugas Nabilla yang memilih sedangkan Briyan mendorong trolly di belakang nya. Dalam hati, Briyan menggerutu kesal karena harus mengikuti kemanapun Nabilla melangkah. Dan mendengar ocehan Nabilla yang tak bermutu dan tak berbobot. Pada saat mereka akan mencari snack, tiba-tiba ada yang memanggil Nabilla. "Billa!! Woy." Teriak seorang wanita yang tak lain adalah Dilla, sahabat nya. "Loh Bill, kok lo sama Briyan?" tanya nya sambil memandang mereka bingung. "Siapa juga yang sama dia? Gue sendiri kok. Paling dia aja yang ngikutin gue." Alibi nya agar Dilla tidak curiga. "Pede banget lo, siapa juga yang ngikutin lo?" Ucap Briyan Dingin setelah itu ia pergi begitu saja meninggal kan belanjaan nya begitu saja "Bill kok tadi si Briyan ngikutin lo terus sih?" Tanya si Dilla penasaran. "Mana gue tau." Jawab nya jutek sambi mengambil beberapa roti. "Wah andai aja gue yang diikuti Briyan udah salto di tempat gue." Ucap nya sambil berandai-andai. "Dill ayo!" Teriak seorang wanita memanggil Dilla, mereka pun lagsung menileh ke sumber suara. "Yaudah gue balik duluan ya." Pamit Dilla setelah itu ia pergi menghampiri mamanya. Setelah kepergian Dilla, Nabilla menghembuskan nafas lega dan melanjut kan mencari bahan dapur dan yang lain nya. Nabilla mencari Briyan kesana kemari tapi ia tidak menemukan batang hidung si Briyan. "Ih si Briyan kemana sih, nyusahin orang aja." Gerutu nya kesal. Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakang. Ia membalikkan badannya melihat siapa itu. Ternyata si Briyan. Ia menatap Briyan dengan muka ganas "Lo tuh dari mana aja sih? Gue udah cari lo kesana kemari lo malah ngilang aja." Nabilla mengomeli si Briyan. "Siapa juga yang ngilang, orang dari tadi gue di sini." Jawabnya dingin. "Bodo! Sekarang lo bawa belanjaan ini ke kasir dan bayar! Gue tunggu di parkiran. "Ucap Nabilla santay. Setelah itu meninggalkan Briyan dengan belanjaannya. "Hufftt..." Briyan mengembuskan nafasnya ksasar. Setelah itu ia segera ke kasir untuk membayar semua belanjaannya. Sedangkan Nabilla menggerutu kesal di parkiran karena Briyan tidak datang-datang. "Tu orang ngapain aja sih lama banget bayar gitu aja." Gerutu Nabilla. Akhirnya ia menelfon si Briyan. "Halo.." Ucap nya dengan nada kesal nya saat telefon nya sudah tersambung. "Ya?" "Lama banget sih lo." "Otw" "Cepetan nggak pakek lama, pegel nih kaki gue." "Ya." Setelah itu Nabilla mematikan sambungan teleponnya karena kesal karena jawaban Briyan yang super irit. Tak lama kemudian Briyan datang degan kantong belanjaan yang super berat di kedua tangannya. "Lama banget sih lo." Protes Nabilla sambil menyilangkan tangan nya. "Antriannya panjang." Jawabannya dingin. Setelah itu ia memasukkan belanjaannya ke dalam mobilnya. Di dalam mobil Briyan dan Nabilla masih diam-diaman. Briyan memasang wajah super cuek nya, ia masih sangat kesal dengan Nabilla yang tidak bertanggung jawab. "Yan." Panggil Nabilla untuk memulai prmbicaraan. Briyan hanya menjawab dengan gumam saja. "Lo marah?." "Gak." Jawabnya singkat padat dan jelas seperti biasanya. "Serah lo lah." Ucap Nabilla pasrah sekaligus kesal. Karena percuma saja ia mengajak ngomong beruang kutub. Sesampai nya di apartemennya, Nabilla memasukkan belanjaannya tadi ke dalam kulkas. Sedangkan Briyan, sudah duduk-duduk di sofa dengan di temani buku-buku tebal nya. Selesai merapikan belanjaannya tadi, Nabilla memutuskan untuk belajar saja. Karena sifat Briyan yang mulai dingin dan tidak asik lagi, selain itu besok ia harus sudah masuk sekolah lagi pasti ia sudah ketinggalan banyak pelajaran. Saat ia melihat jam menunjuk kan pukul 9, is memutuskan untuk tidur karena mata nya sudah mulai berat, ia melihat Briyan masih fokus dengan buku-buku nya. Nabilla merebahkan tubuhnya di ranjang king size yang ada di kamar. Tak lama kemudian ia sudah terlarut dalam mimpi indah nya. Saking fokus nya Briyan tak merasakan kantuk sama sekali, ia masih terus memecahkan berbagai macam soal yang ada di buku nya. Kalau sudah berhadapan dengan soal-soal tersebut ia bisa lupa segalanya. Sampai-sampai ia tak sadar kalau sudah tengah malam. Akhirnya ia membereskan buku-buku nya setelah itu beranjak ke kamar nya. Sampai di kamar ia merebahkan tubuhnya di samping Nabilla, meski mereka berada dalam satu ranjang yang sama posisi tidur mereka saling membelakangi dan saling berjauhan. •••••
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD