Bab 56

2148 Words

Setelah beberapa hari di Santorini, udara pulau itu seolah menenangkan seluruh luka lama Celine dan Frans. Setiap pagi mereka sarapan di balkon vila, menikmati aroma laut dan kopi hangat, sementara matahari terbit perlahan di ufuk timur. Tapi seperti biasanya, Celine selalu punya keinginan baru yang kadang membuat Frans menggeleng tak berdaya. Pagi itu, Celine duduk di kursi rotan, menatap layar ponselnya dengan tatapan berbinar. Di sana, terpampang koleksi terbaru Dior — tas berwarna blush rose dengan detail rantai emas lembut. Jantungnya berdebar, bibirnya tersenyum kecil. Ia menatap layar itu seolah sedang melihat permata langka. “Frans…” panggilnya manja. Suaranya lembut, tapi penuh jebakan. Frans yang sedang menata sarapan di meja luar langsung menoleh. “Hmm? Kenapa, sayang?” Celi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD