Frans memejamkan matanya keras, berusaha menahan amarah yang sudah mendidih di dalam dadanya. Celine berdiri dengan wajah merah padam, menatap penuh amarah pada Alana yang masih saja berlutut sambil mencengkeram tangan Frans.
“Lepaskan tangan saya, Alana,” suara Frans dalam dan tegas. Namun Alana menggeleng cepat, air matanya mengalir deras.
“Frans, jangan lakukan ini! Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Aku tidak bisa pergi dari sini. Aku hanya punya kamu!” Alana meratap, suaranya pecah di udara, penuh rasa putus asa.
Celine mendengus kasar, lalu melangkah maju, tangannya terangkat seolah siap mencabut cengkeraman Alana dari tangan suaminya. “Berhenti bersandiwara! Kau pikir aku tidak tahu permainanmu? Kau pikir aku akan biarkan kau bertahan di rumah ini?!”
Alana menoleh ke arah Celine,
