30

1478 Words

POV Nina "Nduk, sana makan dulu. Mumpung si kembar lagi tidur," ucap Ibu sambil berjalan menghampiri. Aku yang berbaring miring menghadap Hanifa tengah mengusap-usap kepalanya, perlahan beranjak duduk. Di dekat Hanifa, Hanif terlelap pulas. Kaki dan tangannya terentang, anak itu tidur dengan mulut sedikit membuka dengan jejak air mata di pipinya. Aku pelan-pelan mendekat ke arah Hanif lalu mengecup lembut keningnya, tanganku bergerak mengusap lembut kepalanya dengan hati trenyuh. Menatap Hanif, membuatku sangat sedih. Dia seringnya tertidur sendiri tanpa kudekap. Hanifa yang terus rewel saat hendak tidur, membuatku mau tak mau menenangkan Hanifa lebih dulu. Saat akhirnya Hanifa tidur, Hanif sudah jatuh tertidur. Air mataku tanpa sadar menetes karena terus memandangi anak lelakiku ini. P

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD