Dua Puluh Dua

1508 Words

Ashana berdiri di sisi jendela, melihat pemandangan ke arah luar gedung perkantoran. Secangkir kopi bertengger di tangannya, di bawahnya dia bisa melihat halaman yang cukup luas, ada kantin outdoor yang dilengkapi dengan taman. Di gedung ini ada salah satu stasiun televisi kabel sehingga lantai itu beroperasi dua puluh empat jam. Lantai khusus gym pun beroperasi sampai pukul sebelas malam, yang memungkinkan lampu taman akan dinyalakan saat malam hari. Ashana pernah sangat gila kerja, karena patah hatinya berpisah dengan mantan suaminya. Meskipun mungkin dia tak mencintainya lagi ketika perpisahan itu terjadi, namun tetap saja berpisah adalah hal yang menyakitkan yang tak pernah diinginkan oleh siapa pun. Kala itu dia bisa menghabiskan malam di gedung ini, bekerja tak kenal waktu. Pin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD