Hello Mister

1151 Words
Rasa cemas kerap datang pada Alley walau dirinya sudah bertekad untuk 'maju' sebagai Princess yang menemani pria-pria kaya malam ini. Alley di suruh memakai gaun terseksi yang pernah dipakainya dan juga berdandan se-minimalis mungkin. Ya-Alley benci di make up terlalu tebal. Dia merasakan wajahnya sangat berat dengan berbagai dempulan foundation dan juga bedak lainnya. Dia menghapus riasan penata rias dan mendandani dirinya sendiri saat di toilet acara pesta Gala diadakan. Princess Escort adalah wadah para pria-pria kaya yang mencari wanita cantik untuk di jadikan 'pasangan' semalam atau juga 'pasangan terkait untuk jangka panjang', maksudnya Princess Escort adalah pelelangan seorang gadis 'perawan' atau gadis yang cantik agar bisa dinikmati secara visual dan fisik oleh para pria yang memiliki kekuasaan dalam uang. Instan! Memang! Itulah yang dibutuhkan Alley saat ini. Uang instan agar ia bisa mempertahankan pengobatan Ayahnya di rumah sakit dan juga mempertahankan gaya hidupnya selama ini. Alley tidak memiliki otak yang cerdas tapi dia memiliki kemasan yang cantik. Ironis? Inilah kenyataan seorang Alley. "Maafkan Alley, Ma. Alley tidak tahu lagi harus dengan cara apa bisa membantu Papa untuk mendapatkan biaya pengobatan itu." isak Alley dalam tangisnya saat melihat foto almarhum Ibunya dalam dompetnya. "Alley memang tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi, kalau Alley mengecewakan Mama malam ini... Alley, minta maaf. Alley sangat minta maaf..." lanjut Alley diakhiri ciuman pada foto Ibunya. Dengan wajah menghadap ke langit-langit, Alley menarik nafas dan lalu membuangnya. Ini membantunya rileks dan membuat perasaan lebih ringan. Malam ini... Seorang Cattaleya akan bertempur melawan kehidupan. . . . . . Sebelum masuk ke dalam ruangan pesta, para pria yang sudah mendaftarkan diri sebagai tamu Princess Escort mulai memasuki area pelelangan wanita. Semakin dia cantik, ber-ahlak, dan perawan, nilai jualnya semakin mahal. Apalagi dia seorang 'baru' dalam dunia Princess Escort yang polos, semakin menarik di mata para pria-pria yang lapar akan kebutuhan fisik. Dan Arlen, saat ini sedang terpaku melihat Alley saat wanita itu tampil di atas catwalk berlenggak-lenggok bagaikan model untuk ajang mempromosikan diri. Wajah baru Alley menarik perhatian banyak kaum Adam dan banyak mulai bersiap untuk menyewa Alley untuk sebagai pasangan pesta Gala mereka malam ini. Mata Arlen melihat Alley yang polos dan sedikit kikuk diatas panggung, padahal Alley sudah mati-matian menampilkan senyum terbaik agar tidak ketahuan atas kegugupannya. Sudut bibir Arlen naik dan dia bersiap mengangkat papan nomornya untuk bersiap mengikuti pelelangan. "Untuk sekarang, Cattaleya Sue Adwipurnama dengan harga pembuka-" " Harga 10 juta." Salah satu tamu Princess Escort sudah ada yang melakukan penawaran. Mata Alley terkejut saat ia melihat seorang pria gendut dan jelek yang mencoba mendapatkan dirinya. Astaga, jangan sampai dia yang menang. "Saya 15 juta!" Mata Alley lebih terkejut, kali ini seorang kakek tua yang melakukan penawaran. Ya Tuhan, jangan sampai aki-aki itu yang mendapatkanku. "Saya 20 juta." ucap tamu yang lainnya untuk ikut melakukan penawaran. Alley semakin terisak, dia paham kalau dia harus siap jika dia nantinya akan melayani orang yang mungkin jauh dari umurnya. "Saya 35 juta." Alley nyaris terisak. Penawarnya semakin memberikan harga tertinggi dan mereka juga semakin.... Berumur! "Saya akan memberikan anda 1 milliar!" Bola mata hazel milik Alley melirik ke arah kanan dimana suara bariton milik Arlen berada. Alley terkejut, ada orang yang menawarkan harga 1 miliar padanya. Astaga, pria yang menawarnya pun sangat tampan dan gagah. Arlen tersenyum tipis menatap Alley yang tampaknya lega. Pria itu sedikit geli melihat kelegaan Alley yang tahu bahwa dialah yang menawar. Tampaknya, gadis itu tidak sepolos yang aku kira. . . . . . Dag Dig Dug. Sekarang jantung Alley berdegup kencang untuk menunggu pemenang lelang pada dirinya. Alley disuruh masuk ke dalam ruangan tunggu nuansa elit beserta wine diatas meja. Alley sangat tegang! Dia harus menerima siapapun yang menjadi pemenang lelang dirinya-walau pria yang menyewa dirinya malam ini adalah pria gendut tua bangka berminyak sekalipun-Alley harus bisa bersikap manis! Ingat! Uang instant di depan mata untuk pengobatan rumah sakit Ayahnya! Pintu akhirnya terbuka dan menampilkan seorang pria tua yang sekitaran umur ayahnya Alley-astaga-apa ini penyewanya untuk sekedar menemani malam pesta ini? "Selamat Malam, Miss Cattaleya. Saya adalah Herjuno-sekretaris Mr. Arlen. Saya mewakili beliau untuk menyerahkan ini." ucap Herjuno sambil memberikan paper bag besar dengan merek label pakaian ternama. "Anda bukan penyewa saya?" Alley merasa sedikit lega. "Bukan. Mr. Arlen adalah penyewa anda. Beliau sudah harus memberikan pidato pembukaan saat ini. Jadi, beliau terlebih dulu ke acara pesta duluan. Anda harus berpakaian dengan gaun itu, soalnya beliau tadi melihat anda tidak nyaman dengan gaun mini seperti itu." lalu Herjuno pamit keluar setelah menjelaskan itu semua. Alley merasakan hatinya hangat karena tindakan simple dari penyewanya. Alley melihat gaun yang indah dengan bahan taffeta dan menutup di bagian yang pas. Tidak pamer belahan d**a ataupun paha. Pakaian yang tidak menonjolkan keseksian. "Kenapa tuan Arlen memperhatikanku?" gumam Alley. Ah-yang penting sekarang dia harus segera berganti pakaian dan juga menemani tuan Arlen segera dalam pesta gala. . . . . . Herjuno ternyata telah menunggu Alley di depan pintu pesta agar bisa mengantar Alley bersanding di acara bersama Arlen. Alley melihat wanita-wanita yang lebih cantik darinya memandang pada Alley. Tahu dirinya diperhatikan, Alley merasa tidak nyaman dan menundukkan wajahnya. "Bukankah di Princess Escort tidak diperbolehkan untuk menunduk di acara pesta? Kamu sudah di ajarkan menjadi pendamping kan?" Sebuah suara bariton terdengar di telinga Alley dan sukses membuat Alley mengangkat wajahnya untuk melihat siapa pemilik suara bariton tersebut. Tampan. Alley terpukau melihat wajah pemilik suara bariton itu yang berkarakter dan begitu berkarisma. Tinggi dan tegap. Pakaiannya seolah diciptakan khusus hanya untuk tubuh tubuh pria di hadapannya ini. Alley sempat bingung mengapa di hadapannya ini sedang berbicara padanya. "Ya... Hanya saja saya merasa tidak nyaman di lihat banyak orang." Alley memalingkan matanya karena tidak sanggup melihat pria itu terlalu lama. "Kamu harus nyaman dengan semua ini. Jangan membuatku malu. Aku sudah membayar mahal jasa sewamu hari ini." bisik pria itu di telinga kanan Alley. "Anda tuan Arlen?" "Ya. Saya Arlen. Penyewamu malam ini." . . . . . Oke-Alley memang jadi pajangan untuk menyempurnakan penampilan Arlen malam ini. Kalau diibaratkan, Alley seperti aksesoris cantik agar Arlen terlihat tidak sepi tanpa pasangan ataupun diganggu oleh wanita-wanita yang menyukai pria-pria seperti Arlen. Yup, ini memang drama kehidupan Alley yang selama ini dianggap mungkin hanyalah kisah novel belaka. Alley kini mengalaminya! "Jangan tegang. Kamu harus selalu disampingku agar akau tidak di dekati para wanita-wanita mata duitan itu." bisik Arlen yang kembali membuat tubuh Alley menegang. Alley hanya mengangguk pelan dan Arlen menyukai wanita yang patuh. Arlen dengan sengaja merengkuh pinggang Alley agar wanitanya lebih mendekat dipelukannya dan itu membuat segala wanita yabg hadir disana histeris karena seorang Arlen telah memiliki wanita khususnya. Sial. Aku iri. Wanita itu beruntung. Arlen! Kau membuat patah hatiku! Semua wanita yang menyukai Arlen saling berbisik membicarakan Alley-si wanita khusus Arlen malam ini. Padahal Alley merasa dia sedang sial lantaran harus bekerja seperti ini untuk melanjutkan hidup. Alley masih belum bisa tenang karena mendadak Arlen berbisik padanya, "Malam ini, kamu harus jadi milikku." Alley panik!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD