bc

HOT CEO MENGEJAR CINTA

book_age18+
463
FOLLOW
6.7K
READ
billionaire
family
HE
friends to lovers
kickass heroine
drama
sweet
bxg
lighthearted
kicking
like
intro-logo
Blurb

Warning 21+++ (banyak adegan dewasa —latar luar negeri)

Dakota Hilton bukanlah wanita biasa. Seorang pelukis lepas dengan karakter keras dan sikap skeptis terhadap cinta, dia menjalani hidupnya dengan prinsip yang teguh: jangan pernah percaya pada kesetiaan. **Terlahir dari keluarga broken home, Dakota telah lama menutup hatinya dari segala bentuk hubungan yang serius. Baginya, cinta hanyalah ilusi yang berakhir dengan luka dan kerumitan yang kompleks.**Namun, segalanya berubah ketika Rain Romanov, seorang CEO muda yang tampan, ambisius, dan penuh pesona, memasuki hidupnya. **Rain, yang dikenal sebagai pria dingin dan sulit didekati, justru tergila-gila pada Dakota yang ketus dan keras kepala. **Bagi Rain, Dakota adalah tantangan yang tak bisa diabaikan—sebuah misteri yang ingin ia pecahkan.**Tapi menaklukkan Dakota bukanlah hal mudah. Wanita itu selalu menjaga jarak, menolak setiap upaya Rain untuk mendekatinya. **Rain harus berjuang melawan dinding tinggi yang Dakota bangun di sekeliling hatinya. *Apakah Rain bisa membuktikan bahwa cinta sejati memang ada? *Ataukah Dakota akan tetap bertahan pada keyakinannya bahwa cinta hanyalah fatamorgana?**Dalam kisah penuh ketegangan dan percikan-percikan romantis ini, Rain dan Dakota akan membawa pembaca pada petualangan emosional yang mendebarkan. *Bisakah cinta mengalahkan trauma masa lalu? Ataukah hati yang terluka akan tetap tertutup selamanya?Yuk, simak kisah mereka yang penuh dengan drama, gairah, dan perjuangan untuk menemukan arti cinta sejati. **Siapkah kamu menyaksikan pertarungan antara dua hati yang keras kepala?

chap-preview
Free preview
PROLOG
Seorang wanita paruh baya, Lindsey, memasuki ruang tamu, dia melihat Dakota, putrinya, duduk di sofa dengan wajah merah padam dan mata yang penuh dengan kebencian. Lindsey bisa merasakan ketegangan di udara, seperti api yang siap meledak kapan saja. "Dakota, kau seharusnya sudah berangkat wawancara saat ini," kata Lindsey dengan suara tenang, mencoba memulai percakapan dengan hati-hati. Dakota tidak menjawab. Ia hanya menatap ibunya dengan tajam, seolah-olah pandangan itu bisa menembus hati Lindsey. "Dakota, aku tahu kau marah padaku," lanjut Lindsey, "tapi aku melakukan ini demi kebaikanmu. Seni tidak akan membawamu ke mana-mana dan stuck di tempatmu." Dakota berdiri dengan tiba-tiba, wajahnya semakin merah. "Kebaikanku? Kebaikanmu adalah menghancurkan hidupku! Seni adalah satu-satunya hal yang membuatku merasa hidup, dan kau membuang semuanya begitu saja!" teriak Dakota. Lindsey merasa sakit mendengar kata-kata putrinya, tetapi ia mencoba untuk tetap tenang. "Dakota, dengarkan aku. Aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Aku ingin kau memiliki masa depan yang cerah. Tak seperti ayahmu yang menjadi gelandangan!” "Masa depan yang cerah? Dengan menghancurkan impianku? Jangan menyebut-nyebut pria itu di depanku! Nasibku tak akan sama dengan dia!” Dakota mendekati ibunya, jarak mereka hanya beberapa inci sekarang. "Kau sama sekali tidak mengerti aku. Kau tidak pernah mengerti! Aku sudah mengikuti kemauanmu untuk kuliah setinggi mungkin di jurusan yang kau mau. Sekarang, biarkan aku menentukan hidup seperti apa yang kumau!” Lindsey tahu bahwa dia harus menemukan cara untuk membuat Dakota mengerti niat baiknya. Namun, semakin dia mencoba menjelaskan, semakin besar jurang di antara mereka. Dia merasa seperti sedang berjalan di atas tali tipis yang bisa putus kapan saja. "Aku mengerti bahwa kau mencintai seni, Dakota. Tapi, aku hanya khawatir tentang masa depanmu. Aku tidak ingin melihatmu kesulitan di kemudian hari. Kau bisa melukis lagi nanti jika karirmu di perusahaan sudah tinggi. Kau tak akan fokus bekerja jika saat ini kau masih berkutat dengan alat melukismu," kata Lindsey dengan suara yang penuh penekanan. Dakota menggelengkan kepalanya dengan frustasi. "Ini bukan tentang masa depan. Ini tentang bagaimana kau tidak pernah mendukung apa yang aku cintai. Kau tidak pernah melihat betapa bahagianya aku ketika melukis karena sejak dulu kau tak pernah menemaniku dan hanya sibuk bekerja saja. Jangan memakai alasan bahwa aku adalah alasanmu bekerja. Sejak bangku sekolah aku selalu mendapatkan beasiswa, dan nenek lah yang memberiku makan.” Lindsey merasa hatinya tersayat. Dia tahu bahwa kata-kata Dakota benar. Dia selalu sibuk dengan pekerjaannya dan jarang memberikan perhatian penuh pada apa yang benar-benar berarti bagi putrinya. Namun, sebagai seorang ibu, dia hanya ingin yang terbaik untuk Dakota dan memberikan kehidupan yang nyaman bagi putri semata wayangnya itu. * * Lindsey melahirkan di usia 18 tahun akibat hubungannya dengan pacarnya waktu itu yang merupakan seorang seniman. Dan selama Lindsey melanjutkan pendidikannya, Dakota dirawat oleh neneknya. Dakota kini sudah berumur 25 tahun dan perbedaan umur yang tak terlalu jauh di antara mereka, membuat mereka sering berselisih pendapat. Lindsey hanya ingin yang terbaik untuk Dakota dengan menyuruhnya melamar kerja di sebuah perusahaan kenalan Lindsey dan menjadikannya wanita karir yang sukses. Hanya saja Dakota justru memilih untuk melukis, seperti ayahnya dulu setelah lulus kuliah jurusan ekonomi. * * Hari itu, Lindsey tak bekerja karena tak enak badan. Itu membuatnya tak bisa pergi ke gym. Lindsey adalah pelatih gym bagi orang-orang kalangan atas. Dan itu membuatnya memiliki banyak koneksi orang-orang penting. Dan dengan itu, dia memanfaatkan koneksinya untuk mencarikan Dakota pekerjaan di perusahaan-perusahaan besar, hanya saja Dakota tak pernah mau dan tak pernah datang wawancara. * * “Ini makananmu,” ucap Dakota dan meletakkan semangkok bubur di meja nakas sebelah ranjang Lindsey. “Terima kasih.” “Obatnya ada di sebelahnya,” lanjut Dakota. “Jangan mengambil terlalu banyak job.” “Hmm … kau ada wawancara hari ini. Aku sudah mengatur pertemuannya. Jangan lupa datang,” ucap Lindsey sambil mengambil makanannya. Dakota menahan emosinya, dia tak ingin kembali berdebat dengan ibunya. “Kau sakit, aku harus menjagamu hari ini,” ucapnya mencari alasan. “Dakota … aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Aku sangat menyayangimu. Kau harus tahu hal itu.” Dakota tak menjawab dan berbalik pergi, keluar dari kamar sang ibu. * * Dakota menjadi pribadi yang keras karena didikan keras dari neneknya, namun sebenarnya dia memiliki hati yang lembut. Dia baru ikut tinggal bersama ibunya ketika sudah berumur 13 tahun ketika neneknya meninggal. Namun, sejak awal hubungan mereka memang tak dekat dan masih ada kecanggungan di dalamnya meskipun Lindsey sudah berusaha dekat dengan putrinya itu. Dakota dididik oleh neneknya untuk tetap menghormati orang tua, apapun masalah di antara mereka. Dan itu membuat Dakota sedikit tertekan karena sebenarnya dia ingin pergi dari rumah itu dan hidup sendiri, menjauh dari ibunya. Dia bahkan berharap ibunya mendapatkan pacar kembali dan menikah—agar bisa membiarkan Dakota hidup sendiri dan tak mengaturnya lagi. Selama ini, Dakota tak pernah menghalangi ketika Lindsey menjalin kasih dengan seorang pria. Karena dia sadar bahwa ibunya masih cukup muda untuk mencari pendamping hidup. Hanya saja, hubungan kasih ibunya tak pernah bertahan lama. Mungkin karena Lindsey sangat selektif, mengingat dia pernah gagal dulu. Apalagi, Lindsey memiliki putri dewasa yang begitu cantik dan menarik. Lindsey tak ingin pria yang dikencaninya mengganggu Dakota atau bahkan terkadang tertarik pada Dakota.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
152.8K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
296.1K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
173.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
215.1K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.6K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.7K
bc

TERNODA

read
193.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook