Dakota—Si Wanita Ketus

995 Words
Di sebuah mansion mewah kediaman Keluarga Romanov … Rain Romanov, memasuki mansion megah sang kakak pagi itu karena akan membicarakan beberapa pekerjaan. Namun, ketika dia tiba di tengah ruangan, sang kakak ipar, Luna Romanov, tampak memanggilnya. "Rain, bisakah kau membantuku?" tanya Luna dengan nada penuh harap. "Aku ingin mengirimkan beberapa makanan dan vitamin untuk Lindsey—personal trainerku. Dia sedang sakit, dan aku tak bisa mengantarkannya karena Vela sedang rewel.” Rain, yang selalu siap membantu, mengangguk. "Tentu saja, Luna. Aku akan mengantarnya untukmu. Aku sedang tak melakukan apa pun hari ini. Tapi aku akan menemui Kak Thunder dulu.” Luna tersenyum lega. "Terima kasih banyak, Rain. Kau benar-benar membantu. Aku sudah menyiapkan semuanya. Setelah kau bertemu Thunder, kau bisa mengambil paket itu di atas meja makan, oke?” “Oke,” jawab Rain dan kemudian melangkah kembali ke ruang kerja sang kakak. * * * Luna dengan cepat mengambil paket makanan dan vitamin untuk Lindsey. Dia juga memasukkan beberapa buah segar, sup buatan sendiri, dan beberapa olahan daging serta berbagai vitamin yang dia tahu akan membantu Lindsey cepat pulih. Setelah semuanya siap, Luna meletakkan bungkusan itu di atas meja makan. Setelah selesai, wanita itu kembali masuk ke dalam kamar sang putri, Vela. * * Satu jam kemudian, Rain keluar dari ruangan kerja sang kakak dan menuju ke area ruang makan. Rain melihat sebuah tas kain berwarna putih di sana dan mengambilnya. Di atasnya terdapat kertas berisikan alamat rumah Lindsey. Dengan paket di tangannya, Rain meninggalkan mansion Luna dan menuju rumah Lindsey. * * * Ketika Rain tiba di rumah Lindsey, dia mengetuk pintu dengan pelan. Tak lama kemudian, pintu terbuka dan seorang wanita muda berdiri di ambang pintu. Wanita muda itu adalah Dakota, putri Lindsey yang wajah cantiknya terlihat datar dan tak ramah. Namun, wajah blasteran unik Dakota yang bisa terbilang sangat cantik, membuat Rain sedikit terpaku dibuatnya. “Halo,” sapa Rain dengan ramah. "Siapa kau?" tanya Dakota dengan nada ketus setiap melihat seorang pria mendatangi rumahnya, menatap Rain dari ujung kepala hingga ujung kaki. Rain tersenyum ramah. "Hai, aku Rain. Aku di sini untuk mengantarkan makanan dan vitamin untuk ibumu. Dia sedang sakit, kan?" Dakota mengerutkan alisnya. "Apakah kau pacar baru ibuku atau apa?" Rain sedikit terkejut mendengar pertanyaan gamblang itu. "What?? Tidak. Aku bukan pacar ibumu. Aku Rain, adik ipar Luna Romanov, dan dia memintaku untuk mengantarkan ini karena dia sedang sibuk dengan bayinya." Dakota masih terlihat skeptis, tetapi dia membuka pintu lebih lebar. “Kau mau masuk atau di luar saja?” “Hmm … masuk saja.” Dakota terdiam sejenak. "Masuklah, aku akan memberikan paket itu pada ibuku." Rain masuk ke dalam rumah dan mengikuti Dakota ke ruang tamu. Dakota mengambil paket dari tangan Rain dengan sedikit kasar. "Dia sedang beristirahat di kamar," kata Dakota dengan nada dingin. "Aku akan memberikannya." Rain merasa suasana di rumah ini agak tegang. "Terima kasih. Aku harap ibumu cepat sembuh." Dakota hanya mengangguk tanpa bicara, kemudian berbalik dan meninggalkan Rain sendirian di ruang tamu. Rain sedikit merasa canggung, tetapi dia tahu bahwa Dakota mungkin hanya khawatir tentang kondisi ibunya. Tak lama kemudian, Dakota datang lagi ke area ruang tamu. “Ibuku sedang tidur, nanti akan kuberitahu dia. Sekarang pulanglah, kau hanya mengantar saja, bukan?” “Ya, baiklah, aku akan pulang. Terima kasih. Oh ya, siapa namamu?” tanya Rain. “Aku Dakota,” jawab wanita itu singkat. “Nama yang indah,” gumamnya dan kemudian Rain bangkit dari kursinya dan menatap sebentar pada gadis cantik yang tak pernah tersenyum itu. Dakota hanya mengangguk. Kemudian Rain berjalan ke arah pintu dan Dakota mengikutinya dari belakang. Setelah tugasnya selesai, Rain meninggalkan rumah Lindsey dan kembali ke mansion Luna. Dia berharap Lindsey akan segera pulih dan bisa kembali bekerja. * * Beberapa hari berlalu, dan Lindsey akhirnya merasa cukup sehat untuk kembali berlatih. Luna sangat senang melihat Lindsey lagi di gym. Mereka berpelukan erat, dan Luna bisa melihat bahwa Lindsey telah pulih dengan baik. "Terima kasih banyak atas makanan dan vitaminnya, Luna," kata Lindsey dengan senyuman. "Itu benar-benar membantu. Dan Rain juga sangat baik mengantarkannya. Tapi aku tak sempat mengucapkan terima kasih padanya karena aku sedang tidur ketika dia datang.” Luna tersenyum. "Aku senang kau menyukainya. Rain benar-benar senang bisa membantu." Lindsey mengangguk. "Ya, dia sangat baik. Meski Dakota sempat bersikap tak bersahabat padanya. Maafkan dia.” Luna tertawa kecil. "Mungkin dia hanya khawatir tentangmu." Lindsey tersenyum penuh pengertian. "Aku tahu. Aku akan berbicara dengannya. Dia hanya perlu waktu untuk memahami bahwa tidak semua orang yang datang ke rumah adalah ancaman." * * Latihan hari itu berjalan dengan penuh semangat dan tawa. Lindsey kembali memotivasi Luna dengan energi positifnya, dan Luna merasa lebih kuat dan bersemangat. Mereka berbicara tentang berbagai hal, termasuk tentang Dakota serta sikap keras kepalanya. Hari itu latihan di gym berakhir dengan penuh kebahagiaan. Luna dan Lindsey merasa lebih dekat daripada sebelumnya, dan mereka tahu bahwa pertemanan mereka semakin dekat. Namun karena Lindsey tak membawa mobilnya hari itu, dia menyuruh Dakota menjemputnya di mansion Luna. Sebenarnya Luna menyuruh sopirnya untuk mengantar Dakota, hanya saja wanita itu menolak dengan sopan karena tak ingin terlalu dimanjakan oleh fasilitas mewah dari Luna. “Dakota, jemput aku sekarang di rumah Luna,” ucap Lindsey melalui telepon. “Baiklah,” sahut suara dari seberang telepon dengan singkat dan kemudian sambungan telepon itu terputus. * * Satu jam kemudian, Dakota datang dan tampak memasuki halaman depan yang luas mansion Romanov. Lalu dia mengirim pesan pada ibunya bahwa dia sudah menunggu di halaman depan. Beberapa menit berlalu, Dakota masih menunggu di dalam mobil. Hingga akhirnya, Dakota keluar dari mobil dan melihat pemandangan indah di depannya. Dia juga melihat ada dua orang tukang kebun yang bekerja di taman bunga dan memotong rumput di bagian samping mansion yanh luas itu. Dakota mengambil buku sketsanya di belakang kursi penumpang dan mengisi waktunya dengan menggambar pemandangan indah itu karena terlalu lama menunggu di luar. Beberapa nenit berlalu dan sketsa yang digambarnya sudah terlihat indah, meskipun dengan coretan pensil ala kadarnya. * *
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD