BAB 6 *

536 Words
Setelah merasa cukup dengan informasi yang dia cari, Sidney segera beranjak untuk mencari kunci mobil karena dia harus segera pulang dan memastikan seperti apa kondisinya. Sidney tidak lupa membawa dompet dan kartu identitas Susan yang baru dia ambil dari dalam tas jinjing Susan karena Sidney masih agak aneh jika harus membawa-bawa tas wanita jadi dia menyingkirkan benda itu jauh-jauh dari dirinya. Melempar dan menendang tas Hermes Susan sampai di kolong meja. Baru saja Sidney keluar dari pintu Apartemen seorang satpam sudah langsung menegurnya. "Non Susan, gak biasanya jam segini masih di rumah?" Sidney sempat bengong dan baru ingat jika sekarang namanya adalah Susan. "Aku libur, Pak." Bahkan Sidney kembali kaget seperti tersendak  ketika mendengar suaranya sendiri sebagai perempuan. Berulang kali Sidney memaki- maki di dalam otak kosongnya, karena seharusnya dia segera membiasakan diri. Dengan iseng Sidney memeriksa penampilannya sendiri. Semoga dia tidak terlihat aneh karena ia memang sama sekali tidak tahu seperti apa biasanya wanita bernama Susan ini berpakaian. Sidney memang hanya menyisir rambut dan mengikatnya setelah mandi, dirinya benar-benar tidak tahu banyak tentang mengurus tubuh wanita. Sidney sudah di basemen dan sekarang harus segera mencari tahu yang mana mobil Susan. Berulang kali dirinya harus dikejutkan lagi dengan sedan mungil berwarna merah cabe yang luar biasa norak dan menggelikan untuk dikendarai oleh seorang Sidney Parker. Tapi sidney sedang tidak memiliki pilihan dia harus segera pulang dan memastikan dirinya baik-baik saja di rumah. Kira-kira lima puluh menit Sidney sudah sampai di gedung apartemennya tapi bodohnya Sidney lupa jika sidik jarinya bahkan sama sekali tak berguna untuk mengakses semua fasilitasnya. Sangat konyol karena tiba-tiba Sidney tidak bisa pulang ke tempat tinggalnya sendiri dengan tubuh Susan ini. Sidney kembali berpikir cepat untuk segera menemukan cara, tapi sepertinya dia tidak memiliki pilihan kecuali kembali ke rumah Susan. Dengan kesal Sidney harus kembali mengendarai mobil merah seperti kura-kura itu dengan terus mengumpat. Sebelumnya Sidney bukan orang yang suka mengumpat bahkan dia akan merasa bodoh dan jijik jika membiarkan dirinya berbuat seperti itu. Ternyata dia bisa saja kehilangan segalanya hanya dalam semalam. Satu malam yang telah merubah seluruh hidup dan wujudnya. Semua kecerdasannya seolah ikut lenyap dan semua prestasi yang pernah dia banggakan pun seketika jadi ikut tak berguna. Bahkan sekarang semua fasilitasnya juga sudah tidak bisa dia akses lagi. Sidney kembali memukul dashboard dan setir mobil Susan sebelum akhirnya menepi untuk meremas kepalanya. Konyol sekali saat tiba-tiba menyadari dirinya ternyata bukan siapa-siapa dan tidak mampu berbuat apa-apa. Lantas apa sekarang dirinya juga layak untuk dia sebut sendiri sebagi gelandangan? Kaum yang selama ini dia cela sebagai pemalas yang hanya menjadi beban sosial negara. Sidney kembali memukuli dashboard berulang kali untuk meluapkan kekesalannya, karena dia tetap tidak bisa asal berteriak histeris layaknya perempuan saat marah dan kesal. Nafas Sidney masih berdesis-desis murka dari bibir cantik Susan yang terlalu penuh dan mengganggu untuk Sidney lihat sendiri dari kaca spion. Sidney benar-benar belum bisa membiasakan jika mahluk cantik itu sekarang adalah dirinya. Rasanya Sidney sampai ingin memecahkan seluruh cermin yang ada di muka bumi ini agar tidak bisa lagi mengingatkannya pada hal menggelikan yang serasa ingin terus mengejeknya. Bagaimana dirinya tiba-tiba bisa berada di dalam tubuh seorang mahluk cantik bernama Susan Havana Sofyan, dan Sidney benar-benar tidak tahu seperti apa kehidupan perempuan ini sebelumnya?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD