Hello Amelia

1135 Words

David POV Ruang konsultasi dokter Sheila di lantai dua itu terasa lebih sesak daripada biasanya. Bukan karena sempit, tapi karena beban emosi yang memenuhi udara. Samudra duduk di sebelah ibunya, tubuhnya tegak namun tangannya mengepal erat di atas lutut. Rahangnya mengeras. Matanya, yang barusan saja berkaca-kaca, kini tampak membara. Ia berjuang keras menahan diri agar tidak kembali meledak. Rania di sisi lain seperti tenggelam dalam kabut kesalahan yang telah ia timbun selama dua puluh tahun. Pelan-pelan, tubuhnya menggigil, dan mulutnya terus menggumamkan dua kata lirih yang berulang….."Maafkan Ibu.." Aku melirik dokter Sheila yang duduk di ujung meja, memutar-mutar pulpen di jarinya. Kalimat terakhirnya tadi masih mengambang di udara tentang perlunya mendatangkan Amelia. Saran yan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD