2

579 Words
"La.. La.. La.." teriak Angel dengan suara nyaring. Setiap pagi Angel pasti akan memenuhi kamar dengan nyanyian absurd yang pita suaranya ciptakan. Sial bagi penghuni lain, Brandon Ardiansyah- Sang Papahbtak membuat setiap kamar kedap suara sehingga lengkingan fales Angel berhasil merusak setiap gendang telinga penghuni rumah mewah mereka. Bukan lagi menjadi sebuah rahasia, jika Angel Ardiansyah memiliki kecantikan luar binasa yang bisa membuat semua laki-laki dimanapun meneteskan air liur hanya dengan melihat senyum yang jarang sekali gadis itu terbitkan. Dibekali dengan kekayaan melimpah milik ke dua orang tuanya, Angel berhasil menjadi ratu penguasa semua fakultas di kampusnya. Beruntunglah Angel memiliki Rizal, sahabat rasa body guard sejati. Mereka sellau bertukar peran penjaga. Jangan salah, selama ini Angel lah yang lebih banyak berjasa. Karena kegaharannya sebagai seorang gadis, setiap wanita yang tidak Rizal sukai enyah. Mereka merinding duluan dari pada harus berhadapan dengan putri dari keluarga Ardiansyah tersebut. "Hem.. Sebenernya gue males mau kuliah, secara dosennya si Om itu." desah Angel, sembari menarik celana ketatnya dari lutut sampai ke pinggang, "tapi, kalau gue nggak masuk ntar si Abang cerewet terus ngadu ke Mamah. Alamak, singa satu itu kalau marah rasanya bumi mau gempa!" dengu Angel kali ini membicarakan keganasan ratu di rumah mereka. "Ngeeelll..." Angel menghentikkan aktifitasnya saat mendengar suara Arsen. Laki-laki tua itu pasti akan menghancurkan pagi indahnya. Tokk.. Tokk... "Angeeeel." "Abang berisik!" maki Angel. Mulut Angel terkatup rapat saat mata Arsen mendelik tajam membuat keponakan yang umurnya saja hanya berjarak lima tahun darinya, tertawa mengejek saat melihat Papanya yang laknat itu mengomel. "Tante, kasihan deh." Ya Tuhan, makhluk satu itu! Tidak bisakah diam seperti kembarannya. Jahil sekali, pasti anak abangnya itu! Tidak salah lagi, anak yang usianya saja belum genap dua belas tahun itu memang jelmaan Arsen. "Jangan panggil gue Tante, gue masih muda!" teriak Angel yang sukses mendapatkan jitakan maut dari Arsen, "mulut, jangan sampai Abang rukiyah dadakan dikolam renang kamu ya." kata Arsen membuat Angel mendengus sebal. "Sarapan, tuh Mamah udah ribet nanyain anak kesayangannya kenapa nggak turun-turun." ujar Arsen. Dibelakang Arsen Angel terus menggerutu, ingin sekali mencekik batang leher manusia berusia tiga puluh dua tahun itu. "Papah.. Papah, Tante mau cekik Papah!" "Victoooorrr." teriak Angel saat Angel terjatuh karena kejahilan kaki Arsen. --  "Angel.. Angel." Angel mendengus sebal saat beberapa anak laki-laki difakultasnya saling berbisik memanggil. Dasar masa depan suram, batinnya. Malas menanggapi para pemuda bermasa depan suram, Angel melangkahkan kakinya untuk menuju kelas yang menurutnya akan menjadi neraka terpanasnya. Bayangkan saja, dimata kuliah itu ia harus duduk empat jam lamanya dengan dosen yang paling ia hindari. "Baru telat lima menit, gue ke kantin dulu aja kali ya." ujarnya lalu melangkahkan kakinya berlainan arus dengan arah kelasnya saat ini. Ini semua efek Rizal yang salah memasukkan mata kuliah saat pendaftaran krs, jadilah dia harus sendiri dimata kuliah Fazarick Magrib laknat itu. Ingin sekali rasanya Angel mencekik sahabat SMAnya itu, tapi kalau si Rizal mati nanti siapa yang mau menjadi temannya. Secara semua anak mendekatinya penuh modus terselubung membuatnya muak. "Hai Ngel." "Nama gue bukan Angel (Dibaca Angel- Susah/ sulit dalam Bahasa Jawa)." ujarnya tajam lalu kembali meneruskan langkahnya yang sempat terhenti. "Angel." angel menghentikan langkahnya saat mendengar namanya dipanggil oleh suara yang berat namun tidak seberat satu tabung gas yang ingin ia lemparkan pada tunangan laki-laki itu. "Kelas Saya bukan disitu." ujar Faza. "Maaf Pak, Bapak itu siapa ya? Tukang kebun dilarang masuk area belajar-mengajar Pak." ujar Angel membuat gigi Faza bergemelutuk menahan geram. "ANGEL ARDIANSYAH!" to be continued...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD