93 : Terkejut

1964 Words

Menahan napas, Livy tak kuasa menatap apa yang ada di hadapannya. Ia menatap ngeri Markco yang langsung membalasnya dengan senyum tak berdosa dan kiranya sudah menjadi tanggapan andalan di setiap pria bermata sipit itu merasa bersalah. Markco tak bisa mengelak tak ubahnya maling yang tertangkap basah. “Akhirnya pulang juga. Kangen kamar sama kue ulang tahun horor buatan Ante.” Lify masuk lebih dulu. Tak peduli suasana ruang tamu selaku ruang pertama di kediamannya, sangat berantakan lebih mirip kandang hewan yang sudah sangat lama tidak dibersihkan. Meja di sana penuh piring dan juga mangkuk bekas makanan. Bantal sofa yang sebagiannya terserak di lantai. Bungkus makanan, handuk, pakaian, dan juga selimut yang terkapar di sofa. Tak kalah mencolok, di sofa juga sampai ada panci bekas sup d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD