BAB 17. Stevi

1983 Words

Hari ini rasanya penuh dengan kemalasan. Sejak pagi aku hanya berguling-guling di atas kasur tanpa melakukan apapun. Sudah tiga hari juga aku tidak menulis dan pembacaku sebenarnya sudah banyak yang mengamuk di kolom komentar. Tapi sejujurnya aki sudah berusaha untuk menulis, hanya saja tidak ada satu katapun yang melintas di kepala. Tiba-tiba saja pintu terbuka dan kepala Argan muncul dari sana. “Temenin mas Argan nyari kado.” Ucapnya menggiurkan. Mataku langsung melebar dengan dan senyumku berubah penuh arti. “Buat temen, nggak usah aneh-aneh pikirannya.” Ucapnya lagi seperti tahu apa yang aku pikirkan. “Nggak buat temen juga nggak papa kok mas, kenapa harus di tegaskan gitu kan makin mencurigakan.” Kikikku geli. Argan mendesah saja menghadapi ucapan jahilku. “Sepuluh menit, mas tungg

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD