Karena sibuk mengurus ibunya yang ingin sarapan dengan lontong sayur kiriman Naya, Zahra sampai lupa tidak memberitahu Nonik kalau hari ini dia tidak berangkat kerja. Ya … Zahra memutuskan untuk menunggu ibunya. Rencananya dia dan ayahnya akan membicarakan operasi itu pada ibunya. Zahra langsung menerima panggilan yang masuk dari Nonik. “Halo, Mbak. Ma—” “Kok kamu gitu sih, Zahra? Kamu sudah tidak menganggap aku atasanmu, ya? Karena kamu sudah akrab sama bos, lalu kamu bisa gitu langsung izin sama bos? Tidak lewat aku?” Zahra tercengang mendengar kata-kata bernada menuduh yang Nonik ucapkan. “Aku yang milih kamu jadi asistenku, bukan pak Naka. Setidaknya hargai posisiku. Kamu masih punya aku, Zahra. Kamu tidak bisa langsung komunikasi sama CEO kita. Tanpa melewatiku. Kamu membuatku te