“Jadi di sini kosmu?” Zahra mengangguk. Tangannya bergerak melepas seat belt. “Iya.” “Tidak jauh dari kantor, ya?” tanya Kala sambil melongok ke luar melalui kaca mobil. “Iya.” Zahra menoleh ke samping. “Terima kasih banyak sudah mengantar.” Wanita itu tersenyum tipis ketika kala memutar kepala ke arahnya hingga kemudian tatapan mereka bertemu. “Saya permisi. Hati-hati di jalan.” Kala menggerakkan kepala turun baik. “Ini.” “Apa?” tanya Zahra sedikit tersentak ketika tiba-tiba Kala mengulurkan sesuatu. “Kartu namaku. Ada nomor ponselku di situ. Hubungi aku kalau kamu butuh sesuatu. Kamu masih kesulitan berjalan. Aku bisa membantumu.” “Oh … tidak perlu. Di sini saya banyak teman.” Zahra menorong kartu nama itu. Tidak berniat mengambilnya. Zahra menggeleng ketika Kala tetap memaksa ia