Zahra mengibaskan tangan, menolak mencoba minuman yang ditawarkan oleh Doni.
“Sedikit tidak akan bikin mabuk, Zahra.”
Zahra menggeleng. “Haram, Don. Kamu lupa?”
“Hidup cuma sekali, Zahra. Lagipula belum tentu kita akan mendatangi tempat seperti ini lagi. Kalau bukan karena ada yang bayar, kan sayang uangnya.” Doni terkekeh. “Mending buat nyobain cewek.”
“Dia sudah mulai mabuk, kayaknya. Kita balik hotel saja, yuk?” ajak Zahra. Dia sudah tidak betah berada di tempat ini. Suara keras memekakkan telinga, lalu melihat beberapa pasangan yang tanpa punya rasa malu b******u seintim itu. Zahra sampai merinding melihatnya.
“Baru juga jam 10, nanti lah. Kita balik jam 12.” Doni mengangkat gelas kecil di depannya, kemudian menyesap lalu meringis. Jujur saja, baru kali ini dia mencoba minuman mah
