Bab 92. Jangan Buru-buru

1036 Words

Andra membenamkan wajahnya di punggung Icha, dan menghirup aroma tubuh Icha dalam-dalam. “Aroma ini yang sangat saya rindukan,” ujar Andra ndusel di punggung Icha. Icha tertawa kecil sambil terus menikmati makanannya. Diam-diam, tangan Andra menyelip ke balik baju Icha dan menangkup dua benda kenyal dan meremasnya, dan dia kepalanya masih bergerak-gerak terbenam di punggung Icha. Icha sebentar mendesah, merasakan area intimnya yang mulai becek. Mendengar desahan Icha, satu tangan Andra berputar setengah ke punggung Icha, melepas pengait bra dan membiarkannya terbuka. Kini kedua tangan Andra dengan bebas berkeliaran meraba-raba perut dan d**a Icha. “Enak?” tanya Andra yang wajahnya sudah sangat sayu, karena anggota tubuh bagian bawahnya membengkak. “Iya, minya enak, Pak,” jawab Icha

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD