"Wangi banget, Miss," sapa Juro sambil tersenyum cerah ketika Luna membukakan pintu apartemennya. Aroma shampo dan sabun yang Luna pakai memanjakan penciuman Juro. "Bapak? Kok ke sini?" tanya Luna heran sambil tangannya masih bergerak mengeringkan rambutnya dengan handuk. "Saya kan mau jemput Cia, Miss." Juro heran dengan pertanyaan Luna. Ia berusaha melihat ke dalam apartemen Luna untuk memastikan bahwa Bricia memang ada di dalam. "Oh, iya!" Entah mengapa Luna bisa lupa dengan kenyataan bahwa Bricia ada bersamanya sejak pulang sekolah tadi. Demi menutupi kebodohannya, Luna menambahkan, "maksud saya kok tumben cepet, Pak." Ya ampun, Lu! Bego banget lo! Malu-maluin aja. Siap-siap lo dihina sama ini Kunyuk. Sekarang memang masih sore, bahkan belum lewat magrib. Padahal Luna kira Juro ak