Awas rawan

1103 Words
Cindy mulai membuka mulutnya agar bisa memasukkan keris Noval ke dalam mulutnya. "Ssst, ahhhh…. Desah Noval yang pertama kalinya kerisnya di masukkan ke mulut seseorang, dan seseorang itu adalah Cindy. Terasa hangat dan nikmat, meski tidak se menggigit saat di telan oleh V Cindy. Cindy dengan mahirnya menjilat dan memainkan keris Noval dengan cara keluar masuk dari mulutnya, membuat Noval merasa gila. Cindy yang mendengar suara desahan Noval semakin cepat kepalanya bergerak maju mundur, hingga keris Noval yang keluar masuk terasa semakin besar dalam mulut Cindy. Cindy yang merasa mulutnya sakit karena dipaksa muat untuk melahap keris Noval, mulai memelankan gerakannya, hingga membuat Noval terpaksa menariknya, dan langsung mendorong tubuh Cindy agar menungging di dekat jendela. Jleb "Ahhhhhhh Cindy seketika mendesah panjang saat keris Noval kembali menusuk V nya dengan kuat. "Kenapa, Tante, sakit? V tante sangat enak, lembut tapi mengigit. Ahhh, Tante. Goyang pelan, aku tidak tahan. Ahhh, Ahhhh. Tidak sakit kan tante dengan sodokan keras ini? " tanya Noval seraya menarik rambut Cindy dari belakang, hingga wajah Cindy mendongak ke atas. "Tidak, Sayang. Enak. Ayo tusuk lebih dalam lagi, apa V ku kurang sempit? Ahhh, oooohhhh, yes, Sayang… ahhh, ahhh…. Jawab Cindy yang diiringi dengan lenguhan panjang penuh kenikmatan, dan meminta agar Noval menusuk V nya lebih kuat, bahkan tidak hanya meminta agar Noval menusuk V nya dengan lebih kuat, Cindy juga sempat bertanya apakah V nya terasa sempit, hingga membuat Noval menusuk V Cindy dengan kasar, dan Noval merasa V Cindy berkedit hebat, dan itu membuat Noval mengerti kalau Cindy sangat kenikmatan. Suara kulit yang saling bertabrakan terdengar sangat nyaring dalam kamar pribadi Cindy, namun Cindy tidak merasa khawatir akan ada orang yang mendengar suara berisik karena penyatuannya dengan Noval, justru Cindy semakin gila meminta agar Noval semakin menghujam V nya. Noval terus menekan pinggulnya kuat, dan menggoyangkan pinggulnya, hingga membuat Cindy terus mendesah ngos-ngosan. Tangan Noval tidak tinggal diam. Tangan Noval meremas kuat gunung kembar Cindy, hingga kulit putih mulus Cindy terlihat merah bekas remasan tangan Noval. Noval mencabut kerisnya, dan melempar tubuh Cindy ke ranjang, lalu mengelap kerisnya yang basah dengan tisu hingga kesat lagi, dan dengan cepat Noval mengangkat salah satu kaki Cindy dan meletakkan kaki Cindy tersebut pada pundaknya. Dengan hanya sekali dorongan keras, Noval kembali memasukkan kerisnya pada V Cindy, dan Cindy kembali berteriak kenikmatan. "Ahhh, ahhh, Noval… pel…ahhh, pelan… Pinta Cindy saat merasa Noval menghentakkan pinggulnya dengan kuat, hingga tubuh Cindy berguncang hebat, namun Noval tetap menghentakkan pinggulnya dengan kuat, tanpa menghiraukan permintaan Cindy. "Ahhh, ini enak, Tante. Ahhh, enak… Tante.. Desah Noval tak terkendalikan, karena Noval memang sangat merasa kenikmatan. Satu jam sudah Noval terus memacu semangat tubuh Cindy dari belakang, dan peluh keduanya saling bersatu, lalu Noval segera menekan kerisnya agar masuk semakin dalam saat kerisnya memuntahkan cairan kentalnya dalam rahim Cindy. Lenguhan panjang terdengar sangat menggema di kamar pribadi Cindy, saat mereka sama-sama mencapai puncak klimaksnya secara bersamaan. Mereka langsung istirahat, karena keduanya sama-sama berjuang untuk mendapatkan kenikmatan mereka. Mereka tidur dengan saling berpelukan, persis seperti sepasang suami istri pada umumnya. Tidak berselang lama Noval tidur dengan posisi memeluk Cindy, Noval sudah bangun karena teringat Fina. Noval menatap Cindy yang masih terlelap dengan tatapan penuh ketergodaan. Noval menatap punggung mulus Cindy dengan penuh kekaguman. Noval mengelus punggung Cindy dengan lembut, dan mengecupnya. Cindy yang merasa tidurnya terusik langsung membalikkan badannya, dan menghadap pada Noval. "Kenapa bangun? Mau lagi?" tanya Cindy dengan nada yang terdengar serak. "Memangnya kamu gak capek?" tanya Noval seraya mengelus wajah cantik Cindy. "Kalau kamu masih ingin, aku siap. Aku gak capek." Kata Cindy yang membuat Noval tersenyum. "Tante semok, aku tahu Tante capek. Jadi jangan pura-pura kuat. Aku bangun bukan karena aku menginginkanmu lagi, tapi aku kepikiran mama, sudah cukup lama aku membiarkan Mama sendirian." Kata Noval yang membuat Cindy tersenyum. "Pergilah. Aku kasih waktu kamu beberapa hari di rumah sakit, karena kebetulan aku juga harus pergi. Aku akan pergi urusan pekerjaan, mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama. Pergi." Kata Cindy dengan penuh ketegasan, karena besok Cindy memang akan pergi urusan pekerjaan. "Baiklah. Hati-hati." Kata Noval seraya turun dari ranjang, dan Cindy kembali menutup tubuhnya dengan selimut untuk melanjutkan tidurnya. Satu bulan sudah dirawat di rumah sakit, dan hari ini Fina diperbolehkan pulang dan itu sangat membuat Fina merasa lega. Noval juga sama bahagianya seperti yang dirasakan oleh Fina, sama-sama bahagia. Noval langsung membawa Fina pulang, dan hari ini Noval memutuskan untuk kembali masuk kuliah. Sesampainya di kampus, Noval langsung ditodong dengan beberapa kalimat tanya oleh teman kampusnya, yang tak lain adalah Ira. Sebenarnya Noval ingin menghindari Ira, karena takut ada mata-mata Cindy yang tengah mengawasi dirinya, dan melaporkan Pada Cindy kalau dirinya Tengah berduaan dengan seorang wanita, meski wanita itu adalah teman kampusnya sendiri, tapi Noval masih ingat jelas, bahwa larangan dari Cindy itu tidak ada kata kecuali, yang jelas semua wanita, tidak boleh ia dekati ataupun tidak boleh mendekati dirinya. Sayangnya Noval merasa kesulitan untuk menghindari Ira, karena ia tidak punya alasan untuk menghindari Ira. " Noval, Sebenarnya kamu ini kenapa? Kenapa kamu berubah? Dulu sebelum kamu menemani Mama kamu di rumah sakit, kamu masih santai-santai aja dan bersikap biasa saja sama aku. Tapi sekarang, setelah Kamu masuk kuliah lagi, kamu malah menghindar dari aku, bahkan saat kamu ada di rumah sakit kamu mengabaikan panggilan dariku? Apa aku punya salah? Kalau aku punya salah, tolong maafkan aku, Dan tolong jangan menghindariku. Kalau kamu begini terus, aku merasa sangat bersalah sama kamu. "Ujar Ira panjang lebar, membuat Noval merasa bersalah, karena kesalahannya sendiri membuat orang lain merasa tersinggung dan merasa bersalah pada dirinya. "Ira, kamu tidak punya salah apapun sama aku, justru aku yang punya salah sama kamu." Ujar Noval yang langsung ditanggapi oleh Ira. "Kalau memang kamu yang punya salah sama aku, Aku akan bersedia untuk memaafkan kamu asal kamu tidak menghindariku." Ujar Ira cepat Seraya menyentuh tangan Noval, namun dengan cepat Noval menghindarinya, membuat hati Ira terus Semakin sakit hati. " Ira, sepertinya aku mau ke kantin dulu, karena tadi pas aku berangkat aku belum sempat sarapan dulu di rumah." Kata Noval yang langsung pergi meninggalkan Ira, membuat Ira langsung mengepalkan salah satu tangannya karena kecewa dan juga marah secara bersamaan pada Noval. "Aku harus cari tahu, kenapa Noval berubah. Aku yakin, Noval pasti sangat terpaksa melakukan semua ini. Aku melihat di mata Noval, seperti ada tekanan." Gumam Ira pelan, lalu pergi. Setelah jam kuliah selesai, Ira langsung berlari mendekati Noval yang sedang melangkah ingin keluar dari gedung kampus. Ira langsung menarik tangan Noval ke belakang kampus, membuat Noval terkejut. "Ira, apa yang kamu lakukan?" tanya Noval terkejut "Noval, aku mencintaimu. Aku bisa memuaskanmu kalau kamu aku hanya karena kamu tidak mendapat kepuasan dariku…
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD