Eps. 17 Dia Teman Dekatku

1231 Words

“Iya, aku sedang di rumah, ibu juga ada di sini.” Suara Vartan terdengar gugup, serak, dan terbata. Neva di seberang seketika bisa menangkap nada itu. Hatinya makin sakit, kecurigaan semakin besar, ingin sekali ia menanyakan banyak hal saat itu juga. Namun sebelum pertanyaan terucap, pintu belakang rumah berderit terbuka. Mery muncul, melangkah mendekat. “Vartan, masih lama teleponnya? Telepon dari siapa?” tanyanya sambil menatap tajam. Wajah Vartan sontak menegang. Matanya berpindah dari layar ponsel ke wajah ibunya. Tenggorokannya tercekat. “Telepon dari Neva,” jelasnya, mencoba terdengar wajar meski jelas kerutan di dahinya tak bisa menipu. Mery terdiam sejenak. Bibirnya mengeras, tapi ia tidak berkata apa-apa, hanya berdiri di situ, seakan menunggu. Vartan, yang merasa semakin terde

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD