Di ruang tunggu rumah sakit, Diana menatap layar ponselnya dengan alis berkerut. Panggilan terakhirnya ke nomor Vartan jelas-jelas ditolak, kini saat ia mencoba kembali, suara operator yang dingin justru menyambutnya, “Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif.” Diana terpekik kecil, rasa tak percaya merambati wajahnya. “Barusan ditolak, sekarang malah dinonaktifkan? Apa maksudnya ini?” gumamnya gusar. Jantungnya berdetak lebih cepat, sementara pikirannya mulai berputar tanpa arah. Ia menggenggam erat ponselnya, menatap layar yang kini gelap. Berbagai kemungkinan muncul dalam kepalanya—apakah Vartan sengaja menghindar? Apakah ia sedang bersama seseorang? Atau jangan-jangan terjadi sesuatu yang lebih besar dari sekadar alasan sibuk? Diana menggigit bibirnya, mencoba menenangkan diri,