45. Sekutu Bima?

1543 Words

Sebuah gedung tua yang biasanya ramai kini sunyi mencekam, diterangi hanya oleh lampu remang-remang di sudut ruangan. Hujan deras mengguyur di luar gedung tua yang menjadi markas Devan. Angin malam yang dingin menusuk, membawa suasana mencekam. Di dalam, suasana lebih kelam lagi. Tumpukan barang-barang berharga Devan kini berserakan, rusak akibat serangan mendadak. Bau mesiu memenuhi udara; senapan dan pistol tampak tergeletak di berbagai sudut. Di tengah ruangan, Devan berdiri tegang, napasnya berat dan penuh amarah. Di hadapannya, Rafa—rival lama yang malam ini muncul dengan membawa kekacauan dan ancaman baru. Rafa memandang Devan dengan senyum miring, sorot matanya memancarkan rasa puas melihat kekacauan yang berhasil ia buat. “Kamu kelihatan lelah, Devan. Mungkin sekarang saatnya un

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD