Pasienku Sainganku

1377 Words

Sore itu, langit tampak mendung. Hujan rintik-rintik mulai turun, menetes pelan di kaca jendela ruang dokter. Cindera duduk di depan meja kerjanya, menatap berkas-berkas pasien tanpa benar-benar fokus. Matanya sayu, wajahnya pucat — kelelahan yang bukan hanya fisik, tapi juga dari dalam hati. Ponselnya bergetar pelan di meja. Ia menunduk, melihat sebuah pesan baru masuk dari Kinanti — sepupunya. Dengan ragu, ia membuka pesan itu. 📩 “Halo, Cindera… kami mau kasih kabar bahagia. Jangan lupa datang, ya!” Terlampir satu foto: undangan pernikahan Kinanti & Banyu Biru Nugraha. Seketika, dunia seolah berhenti. Nafas Cindera tercekat, jari-jarinya gemetar saat memegang ponsel itu. Nama yang dulu begitu ia jaga, yang dulu ingin ia sebut di depan penghulu… kini tertulis di sebelah nama sepupu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD