"Ma! Mama!" Dinda yang baru saja bangun dari tidur siangnya berlarian di sekitar rumah mencari keberadaan sang ibu. Mata anak itu memerah, hendak menangis ketika ia tidak menemukan ibunya di mana pun. "Dinda," panggil Tama, tertatih-tatih menghampiri Dinda. "Pa! Mama mana?" tanya Dinda. Tama menghela nafas, tahu jika Dinda akan menangis. "Ayo ke ruang keluarga," ajak Tama. Dinda masih menahan dirinya untuk tidak menangis, mengikuti ayahnya selangkah demi selangkah menuju ruang keluarga. "Mama di mana, Pa?" tanya anak itu lagi setelah mereka tiba di ruang keluarga. Tama mendudukkan dirinya di atas sofa. "Mama lagi pergi dulu sebentar," jawab Tama. "Ke mana?! Kenapa mama enggak ajak Dinda!" protes Dinda sambil menghentakkan kakinya. Menghela nafas, Tama memegang ke dua bahu putrinya