Tepat ketika jam menunjukan pukul lima, Nadin, Tama maupun Dinda sudah berada di dalam mobil, Tama memenuhi janjinya pada Nadin untuk membawa istri dan putrinya jalan-jalan. "Ma, Dinda mau naik kereta-keretaan!" Nadin menoleh sambil tersenyum pada Dinda yang duduk di kursi belakang. Anak itu selalu sangat bersemangat jika ayahnya mengajak bepergian. Nadin menurunkan matanya, itulah salah satu hal yang membuat Nadin sulit mengambil keputusan untuk berpisah dari Tama. Karena Dinda yang sangat bergantung pada ayahnya. "Ma, handphone Mama bunyi," ujar Dinda memberitahukan Nadin. Nadin juga mendengar ponselnya berdering, ketika lengannya terulur hendak mengambil ponsel yang berada di dalam tas, tangan besar Tama tiba-tiba menghentikannya. "Kenapa?" tanya Nadin kebingungan. Tama berdehem s