"Selamat siang, Sayang," ucap Rian saat aku sudah duduk di hadapannya. Pria itu datang lebih awal, hampir setiap hari kami janjian makan siang di kedai dekat kantor seperti ini. Sementara di meja sudah tersedia hidangan yang siap kami santap. "Maaf ya jadi nunggu lama," ucapku merasa bersalah. Betapa tidak, aku terlambat hampir dua puluh menit! "Bukan masalah, kok. Udah biasa, Dara," jawab Rian sambil tersenyum. "Aku cinta banget sama kamu, Andara," ucapnya lagi sambil tersenyum. "Makasi. Aku juga cinta sama kamu, Rian." Kami tersenyum bersama, sampai kemudian kami mulai menyantap makanan masing-masing. Ya Tuhan, aku malah mengingat masa-masa pertama aku dan Rian menjalin kasih. Sungguh, jika aku memikirkan itu sama halnya dengan menggali kenangan yang tentu saja buang-buang waktu.