“Aku tahu ini bukan tempat yang tepat untuk menyatakan perasaan, tapi aku serius sedang mendekatimu,” tegas Rizal lagi. “Sayangnya aku nggak tahu kamu juga dekat dengan laki-laki lain. Aku terlalu percaya diri karena berpikir cuma aku aja yang dekat sama kamu," jelasnya kemudian. Aku rasa pembicaraan kami jadi serius. Kami bahkan mengabaikan suasana kantin yang bisa dibilang ramai. Kami tetap fokus pada pembicaraan kami. "Aku pernah bilang, aku tertarik sama kamu dan ternyata ketertarikan itu sudah naik level. Aku benar-benar terlalu percaya diri dengan mengira kamu hanya dekat denganku. Ini salahku sehingga aku terlambat.” Aku masih terdiam karena merasa Rizal belum selesai bicara. “Asal kamu tahu, aku bukannya kurang sat-sit-set atau gerak cepat. Aku hanya nggak ingin dianggap terlal