Open order promo pdf spesial akhir tahun hanya tersedia sampai tgl 31 desember 2022 selebihnya promo ini di tutup dan tidak di buka lagi ya.
Ada yang berbeda untuk promo kali ini. Hanya bayar 150k readers sudah bisa dapat semua judul pdf Irie Asri termasuk pdf stay with me dan pembantuku istriku, total ada 19 pdf.
Yang berminat dengan promonya silahkan chat wa author 0856-2495-6939.
Pdf akan langsung dikirim ke wa atau email setelah p********n selesai. p********n bisa via bank mandiri & shopeepay.
List Pdf yang didapatkan. Isi pdf sudah full dengan extra part sama seperti ebook & cetak.
1. Tuan Bara 65k
2. Om Regan 60k
3. Forced Wedding 55k
4. Mencintaimu Tak Mudah 50k
5. Devil Beside Me 40k
6. Seduce For Love 60k
7. Paksaan ternikmat 40k
8. Pernikahan Bayangan 28k
9. Unwanted Love 50k
10. My Ugly Husband 45k
11. Eternal Mistake 50k
12. 40 Days with You 30k
13. Cinta Dalam Luka 50k
14. Last Love 50k
15. Me After You 30k
16. Aku Ataukah Dia 30k
17. Mencintaimu Sekali Lagi 40k
18. Stay With Me 50k
19. Pembantuku Istriku 55k
Part 13
Pasokan udara terasa pengap di dalam ruangan ini. Agam beberapa kali menghembuskan napas saat mata tajam kekeknya menyorot ke arah mereka. Lebih tepatnya ke arah Jenar yang kini sedang terduduk tak tenang di sampingnya. Salahkan pada mulutnya yang tidak bisa di ajak berkompromi sehingga rahasia besar yang ia coba sembunyikan malah terbongkar begitu mudah lewat mulutnya sendiri.
"Jadi ini yang namanya Jenar."
"Kek-"
"Aku tidak menyuruhmu berbicara!"
Lengkingan tajam itu membuat Agam bungkam. Kakeknya seolah tidak memedulikan keberadaannya dan terus fokus ke arah Jenar. Sedangkan wanita itu sedari tadi terus menunduk meremas tangannya. Menghela napas pasrah. Agam tidak tahu lagi harus melakukan apa untuk membuat kakeknya pergi dari rumah ini. Terserah! Ia sudah lelah dengan semua masalah yang terjadi pada hidupnya. Agam memilih menjatuhkan punggungnya di sandaran sofa, memijit keningnya yang berdenyut-denyut.
"Saya seperti pernah melihat kamu. Bukankah kamu salah satu karyawan di kebun tehku?" ucap Tuan Handoko lagi.
Kali ini Jenar tidak bisa menyembunyikan wajahnya. Dengan perlahan ia mulai mengangkat permukaan wajahnya dan menatap wajah keriput itu dengan rasa tak enak. Selama ini Jenar sering mendapatkan kebaikan lelaki ini dari makanan gratis atau upah yang dibayar sedikit lebih dari biasanya. Tuan Handoko di desa memang sudah terkenal akan kedermawaannya tetapi Jenar sadar meskipun Tuan Handoko adalah pria yang tak pernah melihat seseorang dari fisik atau kasta. Dia tetaplah orang tua yang ingin memberikan hal terbaik untuk cucunya. Beliau pasti kecewa karena sekarang cucunya malah menikah dengan wanita seperti dirinya.
"Iya Tuan saya bekerja di kebun Teh milik Tuan Handoko," jawab Jenar dengan keadaan jantung yang hampir meluncur jatuh.
Ekspresi Tuan Handoko sangat sulit di artikan. Agam mengerutkan keningnya. Menunggu semburan murka mulut beracun itu. Dulu kakeknya bahkan berani menyiram wajah Mesya dengan minuman panas, bisa saja kali ini Jenar juga mendapatkan hal yang sama. Agam menegakan tubuhnya kembali, ia tidak akan membiarkan kakeknya semena-mena lagi terhadap wanita. Meskipun Agam tidak mencintai Jenar tetapi wanita ini tetap lah ibu dari anaknya.
"Kek ini salahku bukan salah Jenar."
"Apa kamu mencintainya?"
Deg!
Sorotan mata tajam mengarah ke arah Agam. Lelaki itu sontak terdiam. Apa kakeknya gila kenapa dia malah menanyakan sesuatu yang dia sendiri pun tau jawabannya.
"A-aku menikahinya karena aku seorang lelaki. Harus bertanggung jawab atas kesalahan yang kuperbuat."
"Jadi hanya karena alasan itu kamu menikahinya?"
"Lalu kakek menginginkan alasan apa? Aku tidak bisa berbohong. Karena aku memang tidak mencintai Jenar. Kehadiran bayi dalam kandungan Jenar adalah murni kesalahanku yang mabuk saat itu."
"Lalu Mesya?" kekehan Tuan Handoko terdengar. "Wanita yang sangat kamu idamkan itu tercampakan begitu saja seperti ini."
Kepalan tangan Agam mengerat. Kakeknya sengaja memprovokasi ucapannya untuk membuat ia emosi.
"Aku tidak mencampakkan Mesya. Aku mencintainya. Aku tidak akan pernah meninggalkannya."
Brak!
Emosi Tuan Handoko semakin meningkat pesat. Beraninya cucu sialan seperti Agam mengatakan mencintai wanita lain di depan istrinya sendiri. Walaupun ekspresi Jenar tertutup rapat Tuan Handoko tetap tahu ada setitik kekecewaan di wajahnya. Ia mengerti bagaimana sakit hati seorang Jenar saat mendengar ucapan itu.
"Dengar Agam kamu pasti tau apa yang terjadi jika Mesya tau tentang hal ini bukan. Maka dari itu aku tekankan untuk berhati-hati. Selagi kamu menyenangkanku maka semuanya akan aman. Kabar menyakitkan ini tidak akan sampai pada telinga Mesya."
Agam mendengus dengki mendengar penuturan berbelit seperti benang kusut yang dimuntahkan kekeknya. Katakan saja yang sebenarnya karena Agam tahu apa yang sedang lelaki tua ini lakukan. Ia sedang mengancam hubungannya dengan Mesya lewat kesalahan fatal yang tak sengaja ia lakukan bersama wanita lain.
"Sebenarnya apa yang kakek inginkan?" ucap Agam tak tahan dengan semua intimidasi ini.
Lalaki tua itu lalu tertawa. "Kau cukup pintar juga ternyata."
"Jangan berbelit-belit cepat katakan dan pergi dari sini."
Seringaian itu terlihat jelas. Kemudian suara Tuan Handoko terdengar.
"Aku ingin kamu belajar mencintai Jenar dan menjadi suami yang baik untuknya."
Apa? Mencintai Jenar?
Sialan! Kakeknya benar-benar sudah gila. Dari awal ia tahu di dalam hatinya hanya ada nama Mesya. Bagaimana bisa ia mencintai Jenar. Dalam bayangan saja rasanya itu tidak mungkin.
"Jika kamu tidak mau melakukan hal itu. Maka siap-siap kabar kehamilan Jenar akan aku sebar luaskan termasuk pada wanita yang kamu cintai. Biar dia merasakan apa yang ibumu rasakan ketika lelaki yang sangat dicintai berkhianat di belakangnya."
Agam kehilangan kata-kata untuk mencerca kakeknya. Ia tidak berkhianat seperti ayahnya, tetapi jika Mesya mengetahui hal ini tidak bisa dihindari kemungkinan wanita itu akan percaya pada ucapan busuk kakeknya. Semua wanita pasti akan mengira ia berkhianat jika sang kekasih menghamili wanita lain.
Apa yang harus ia lakukan?
***
Jenar yang melihat perdebatan mereka semakin memanas mencoba ikut campur dengan mendinginkan emosi mereka agar tidak berlarian menjadi semakin bertambah parah.
"Tuan semua ini tidak sepenuhnya kesalahan Tuan Agam. Saya benar-benar menyesal sudah membuat semuanya menjadi kacau seperti ini."
Dan benar seketika tatapan sengit dari keduanya terputus saat Tuan Handoko beralih menatap Jenar. Lelaki itu melirik perut Jenar yang cukup terlihat mulai membuncit besar.
"Saya rasa kamu tidak perlu ikut campur. Ini urusan saya dengan cucu saya. Jadi lebih baik kamu diam saja," tegas Tuan Handoko.
Seketika keberanian Jenar tidak lebih dari seujung kukunya. Nyalinya langsung menciut dan ia tidak berani lagi berbicara untuk memihak Agam. Tatapan Tuan Handoko seolah menyiratkan agar ia tidak ikut campur dalam masalah ini.
"Agar bisa memantau kalian aku putuskan untuk tinggal di sini. Dan kamu Agam lakukan yang terbaik untuk mencintai istri dan anakmu."
Agam seketika ikut berdiri saat Tuan Handoko mulai meraih tongkat besinya, melangkah menuju tangga untuk naik ke lantai atas.
"Tapi Kek aku tidak setuju!"
Kepala Tuan Handoko menoleh menatap Agam yang terlihat semakin tersulut emosi.
"Aku tidak perlu persetujuanmu. Dan Jenar. Tolong pindahkan barang-barangmu dari kamar tamu. Aku akan tidur di sana."
Setelahnya Agam hanya bisa mengumpat kasar saat ia tidak bisa lagi menghentikan kakeknya. Semuanya semakin rumit ketika ia melihat Jenar yang terkejut buru-buru menyusul kakek tua itu dan memindahkan barang-barangnya ke kamar tidur yang selama ini ia tempati.
Demi Tuhan, bukan takdir ini lah yang ia inginkan. Bukan seperti ini.
Bersambung...