Daren tidak bicara apa-apa hanya diam selama perjalanan membawaku kembali ke dermaga. Dia melompat lebih dulu, tapi aku belum berniat untuk mengikutinya. "Apa kau akan tetap di situ?"dia menungguku. Aku masih diam dan menatapnya tajam, benarkah dia sama sekali tidak menghiraukan perasaanku setelah perbuatanya tadi. "Apa maumu?" tantangku, "apa sekarang kau akan menyeretku?" Daren hanya melihat kakiku "Kakimu perlu diobati,sebaiknya segera kembali kerumah." Kulihat darah segar mamang masih mengalir dari kakiku dan menimbulkan jejak di lantai saat aku bergeser. "Aku tidak mau!" tolakku tegas. "Aku sedang tidak ingin berdebat, jadi jangan mempersulit dirimu sendiri Ems," acuhnya sama sekali tidak peduli. "Sudah kubilang aku tidak mau !" kerasku dengan nada mulai meninggi. Da