PROLOG

1577 Words
Shani baru saja pulang dari kantor nya pukul 10 malam. Dan tiba di rumah ia berharap bisa langsung untuk segera istirahat. Paling tidak ia bisa berendam sejenak. Tapi, semua hanya lah tinggal harapan saja. Saat melihat semua anggota keluarganya berkumpul di ruang keluarga. Yaitu kedua kakek dan Nenek nya, dua orang yang sangat berperan penting dalam hidupnya apalagi semenjak kedua orang tuanya telah tiada. Ada juga Om Daffa, adik dari Ayah nya. Sosok pengganti sang Ayah yang telah tiada akibat hukuman mati dari pemerintah. "Malam semua, tumben nih pada ngumpul begini " sapanya dengan tatapan heran. Ia menatap satu persatu pada keluarganya, termasuk pada istri Om Daffa yang terlihat tegang. Dan, semua terlihat tegang membuat nya menjadi penasaran. "Oma " panggil nya dengan nada Tanya. Membuat Sang Oma menoleh dan menunjukkan senyum canggung nya. "Pada lagi bahas apa sih? Kok pada tegang begitu ?". Tanyanya penasaran. "Kita lagi bahas kamu" jawab Om Daffa dengan senyuman santai. "Aku?" Tanya Shani heran. Om Daffa mengangguk. "Duduk dulu, Shan " sang Opa membuka suara dan menyuruh nya untuk duduk. Shani menurut, ia mengambil duduk di samping sang Oma. Walau sebenarnya ia sudah sangat ingin ke kamar untuk beristirahat setelah seharian ia berperang di kantornya. "Kamu sudah umur berapa sih, Om lupa ?" "27, kenapa ?" Jawab Shani dengan heran. Om Daffa tersenyum canggung, begitu juga dengan. Oma dan Opa nya. "Udah usia untuk menikah" lanjut Om Daffa yang di angguki oleh Oma dan Opa nya. "Kita tadi sedang membahas tentang kamu. " Ujar Om Daffa dengan perlahan. Ia melirik kedua orang tua nya dengan mencari ke setujuan. Saat mereka mengangguk baru ia kembali melanjutkan ucapan nya. " Kamu sudah dewasa, Om Daffa juga sudah memiliki keluarga sendiri namun. Walau begitu kamu tetap tanggung jawab Om. Oma dan Opa juga sudah tua. Kami mengkhawatirkan kamu. Maksud nya, kamu sangat menyayangi kamu. Kita -" "Om, kalau ini tentang masa depan ku, kalian gak perlu cemas bukan ? Aku dan Cio juga gak main-main dengan -" "Justru itu " sela Sang Opa. Shani mengerutkan dahi nya, menatap heran akan sikap Opa nya yang berbeda kali ini. "Opa tidak bisa merestui hubungan kalian ". Lanjut beliau dengan perasaan menyesal. Gadis yang sudah beranjak menjadi wanita dewasa itu tampak terheran. Ia menatap tidak percaya pada Opa nya. Kemudian menatap satu persatu keluarganya. Mencoba mencari jawaban atas apa yang salah ?. "Kita sepakat untuk, tidak mengharapkan kamu menikah dengan Cio " jelas Om Daffa dengan perasaan menyesal. "Ka.lian becanda ?" Tanya Shani tidak percaya. "Shani, mungkin ini permintaan pertama dan terakhir dari Opa. " Jelas sang Opa dengan mata berkaca. "Opa tidak rela kamu menikah dengan Cio." Lanjut beliau dengan tatapan sangat menyesal dan merasa bersalah. "Kenapa ?" Tanya Shani dengan perasaan bingung. "Selama ini kalian tidak pernah mempermasalahkan hubungan kami ? Apa ini masih tentang kematian Papa ?. Ha?. Itu tidak bisa jadi ala-" "Bisa!" Tegas Opa nya kini. "Opa tidak membenci Cio dan keluarganya, tidak!. Tapi, Opa tidak rela kamu menjadi bagian dari mereka. Opa.. Opa masih merasa kalau semua itu tidak adil. Merasa kalau sedang mengkhianati Papa kamu, Op-". "Enggak, gak bisa. Opa gak bisa melakukan ini pada ku. Aku anak nya, dan aku tidak mempermasalahkan itu semua. " Jelas Shani dengan mata berkaca kini. " Maaf Opa, aku gak bisa menerima alasan itu. " Lanjut Shani dengan tegas. "Shani-" "Cio sudah bilang sama aku, Minggu depan dia akan datang bersama keluarganya. Jadi, aku mohon-" "Opa tetap tidak akan merestui kalian!" Kini beliau dengan begitu tegas. Bahkan menatap begitu dingin pada Shani. "Opa!" Ia menjadi keras. "Ada atau tidak restu Opa, aku akan tetap menikah sama Cio!! Aku mencintai nya!!" Lanjut Shani dengan nada tegas dan tidak terbantahkan. Saat itu lah pria yang sudah lewat paruh baya itu merasakan sakit dalam dadanya. Membuatnya meringis dan langsung terjatuh duduk di sofa sambil memegangi dadanya. Membuat istri dan anak serta menantunya panik. "Papa!" Seru Daffa dengan panik. Shani langsung ikut panik, ia langsung mendekat dan merasa sangat bersalah. Apalagi, saat Om Daffa langsung membawa nya ke rumah sakit. Dan semuanya berubah dalam sekejap. *** Dunia Shani langsung di rasa hancur begitu dokter memvonis Opanya terkena serangan jantung. Dan, sempat tidak sadarkan diri selama dua hari. Dan ia sangat merasa bersalah kala itu. Dan saat Opa nya membuka mata, beliau tidak mau bertemu dengan nya. Membuat ia sangat sedih dan juga hancur. Di dunia ini yang ia punya hanya Opa dan Oma nya. Apalagi semenjak Papanya meninggal. Merrka berdua lah yang selalu ada untuk nya. Keduanya tidak menuntut apapun dari nya, menyayangi nya dengan begitu tulus. Namun, saat mereka meminta satu hal dari nya. Dan ia malah menolak dengan kejam. Bahkan sampai tega membuat sang Opa terbaring di rumah sakit. Ia tidak bisa membuat Opa dan oma nya memusuhi nya begini. Ia tidak mau! Ia sangat mencintai keduanya. Tapi, ia juga mencintai Cio. Ia tidak bisa meninggalkan salah satu nya. Tapi, jika sudah begini. Apa yang harus ia lakukan ?. Semuanya sungguh rumit, dan membuatnya frustasi. Sehingga semuanya berdampak pada pekerjaan nya. Ia kacau. "Ibu, tidak apa-apa?" Seorang pria masuk keruangan kerja nya. Dan melihat Shani yang sedang menopang kepalanya dengan kedua tangan di atas meja. Terlihat kacau. Dengan hembusan napas keras, ia mencoba untuk tenang. Dan fokus kembali pada pekerjaan nya. Ia mengangkat kepalanya, dan tersenyum paksa pada pria berperawakan tampan itu. Pria yang mengenakan kemeja biru langit dengan dasi putih dan rambut disisir rapi. "Afdhal " ucapnya, dan mempersilahkan nya untuk masuk. "Saya mau nganterin laporan dari Pak Imran. Beliau mengatakan, kalau Bu Shani ingin melihatnya. " Ujar Afdhal dengan canggung. Shani mengangguk, ia menerima map laporan yang di berikan oleh Afdhal. Membukanya sebentar. "Aku perhatikan, akhir-akhir ini kamu terlihat kacau " ujar Afdhal, meninggalkan sikap formal nya. Shani mengangkat kepalanya, menoleh pada Afdhal. Ia mengulum senyum terpaksa. "Iya, lumayan. Keluarga lagi kacau. " Ujar Shani dengan sikap cuek nya. "Mereka menuntut ku menikah ." Dahi Afdhal mengernyit heran, menurutnya itu bukan lah masalah besar. Ia tau benar kalau Shani bukan wanita single, wanita cantik itu memiliki kekasih yang ia kenal. Gracio Keynal Dwiki yaitu adik ipar Abang nya. Hubungan keduanya juga berjalan dengan mulus. "Kamu dan Cio baik-baik saja kan ?" Shani mengangguk, ia memang tidak terlalu berlaku formal dengan Afdhal. Keduanya kadang berteman akrab, jika di luar kantor mereka layak nya teman. Meski Shani adalah bos Afdhal. "Lalu masalah nya apa? Aku yakin, Cio bersedia menikahi kamu sekarang juga" ujar nya terkekeh geli sendiri, ia bisa membayangkan sendiri muka kesenangan adik ipar Abang nya itu. "Masalah nya, Oma dan Opa tidak merestui hubungan kami. Dan mereka diam-diam sudah menyiapkan seseorang untuk menikahi ku!" Jelas Shani dengan frustasi. Afdhal terdiam sejenak, kemudian menghela napas berat. Masalah orang kaya, suka banget ngejodohin anak nya. Huft. Batin Afdhal. "Kenapa ? Enggak ada yang kurang sama Cio. Kalau soal harta dia-" "Ini gak ada hubungan nya dengan harta!." "Maaf." "Ini menyangkut masa lalu, yang tidak bisa mereka terima. " Afdhal tidak lagi menyaut, karena ia tidak ingin terlalu ikut campur dengan permasalahan bos nya itu. Apalagi ketika Shani mengatakan masa lalu. Ia merasa kalau itu tidak sepatutnya ia tau. Jadi, ia memilih diam saja. *** Seminggu setelah kejadian naas tersebut. Dan Shani tidak lagi bisa menghindar, ia juga tidak bisa berbuat banyak sekarang. Kesehatan Opa nya sangat penting. Jadi, tidak mau membuat sang Opa kembali kerumah sakit. Dan akhirnya menyetujui permintaan sang Opa. Yang langsung di sambut senang oleh keluarganya. Terutama sang Opa, walau mereka tau kalau Shani terpaksa. Namun, mereka memastikan kalau Shani tidak akan menyesal. Shani hanya bisa manut layaknya boneka. Ia menurut apapun yang di inginkan oleh Opa dan Oma nya. Baginya, selama mereka bahagia itu sudah cukup. Tapi, ternyata masalah tidak selesai begitu saja. Karena pada suatu hari, pada saat ulang tahun perusahaan keluarga nya yang ke 30. Di depan semua karyawan dan para tamu undangan. Secaa tiba-tiba sang Opa mengumumkan kan sesuatu. Yang membuat Shani syok luar biasa. "Saya punya satu pengumuman penting, selain ini perayaan ulang tahun perusahaan. Saya juga akan mengenalkan seseorang pada kalian semua. " Ujar beliau dengan raut muka berseri. Shani sudah mengerutkan dahi nya, ia melirik pada sang Oma yang tengah mengulum senyum bahagia. Begitu juga dengan Om Daffa. Sepertinya hanya dirinya lah yang tidak mengetahui rencana Opa nya. "Mungkin, kalian sudah mengenal dia. Karena, dia juga bagian dari kita. Pertama kali saya bertemu dengan nya dua bulan yang lalu. Saat itu, dia telah menyelamatkan nyawa saya. " Lanjut beliau. Shani langsung memutar otak nya, mencoba mengingat orang yang di maksud oleh sang Opa. "Afdhal" panggilan sang Opa membuat nya langsung menoleh dengan cepat pada sang pemilik. Di bagian tidak jauh darinya, Afdhal terlihat tidak kalah kaget nya saat namanya di panggil. Dan membuat semua orang menoleh padanya. "Kemari " ujar beliau memanggil nya. Ia terlihat canggung, dan juga merasa salah tingkah karena menjadi pusat perhatian sekarang. Dengan tidak nyaman ia melangkah naik ke panggung kecil yang menjadi tempat pusat perhatian sejak sang pemilik perusahaan berpidato. "Shani" beliau beralih memanggil cucunya. Perasaan nya mulai tidak tenang sekarang. Matanya menatap pada Cio yang berada tidak jauh dari nya. Pria tampan itu mengulum senyum lebarnya. Tidak tau kalau sesaat lagi, akan menghancurkan hati nya. Shani berdiri di samping kanan Opa nya, sedangkan Afdhal berada di sisi kiri. "Malam ini juga akan menjadi acara pertunangan nan cucu saya dengan Afdhal.!" Semua kaget awalnya, dan kemudian langsung bertepuk tangan dengan suka cita. Tapi, tidak dengan Shani, Afdhal dan Cio. Ketiga nya langsung terkesiap tidak percaya. Shani sudah menebak ini akan terjadi, namun ia tidak sama sekali menyangka kalau orang itu adalah Afdhal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD