“Azura?” Dari seberang, suara Aeny terdengar sangat berat. “Iya, Mah.” Azura berangsur beranjak dari tempat duduk tempatnya menjaga Danian. Di salah satu ruang rawat VIP, Azura terjaga seorang diri di sana untuk sang suami. Azura melangkah pelan dan sengaja melakukannya agar tidak mengusik keheningan di sana. Agar Danian yang seharian kemarin sempat menempati ruang ICU setelah menjalani penanganan intensif di ruang operasi, bisa beristirahat dengan semaksimal mungkin. Di depan jendela kaca dan berjarak sekitar lima meter dari ranjang rawat Danian, Azura menghentikan langkahnya. Dari seberang, Aeny belum menjawab. Aeny masih kerap menghela napas pelan sekaligus dalam. “Aku baik-baik saja, Mah. Bayi di perutku juga sehat. Kami akan menjaga Dan. Mamah jangan khawatir, kami sungguh baik-