Danian sadar, Zaenal mengenali tumpukan arsip, dokumen, dan juga map yang sedang Azura periksa, merupakan milik Zaenal. Dari cara Zaenal mengerling dan mengamati keadaan, juga kedua tangan Zaenal yang sampai gemetaran, semua ketidaknyamanan tersebut terlihat sangat jelas. Segera Danian mengenakan masker yang ia bawa tadi, pada Azura. Jangan sampai ketahuan, jangan sampai ketahuan, batin Azura bertutur lirih dalam hatinya. Ia menghela napas pelan sambil membiarkan Danian memunggunginya secara perlahan karena suaminya itu menatap sekaligus menghadap Zaenal. “Aku terpaksa memboyong semua barang-barang di ruang kerja Papah karena aku tidak bisa menghubungi Papah,” ucap Danian sengaja basa-basi pada Zaenal. Zaenal yang masih menatap barang-barangnya di sana, refleks mesem. Kemudian, ia menat