“By, ikut sana. Takutnya Ipul susah izin.” Fina sampai meninggalkan agenda makannya. Ia menatap sang suami dengan saksama kemudian mengambil alih Chen yang masih meringkuk manja tak ubahnya larva dalam dekapan papahnya. Sadar ada keraguan berikut kekhawatiran dari kedua netra sang suami, Fina menambahi, “sudah sana. Di sini ada bapak, ibu, sama Rina yang bakalan bantuin aku. Lagian Mas Bubu juga anteng. Kasihan kan Rena kalau Ipul sampai enggak bisa nemenin. Nanti siapa yang ngadzanin Mumu?” “Nah, aku juga mikirnya gitu. Sudah bapak masih ketahan izin kerja, masa iya orang lain yang adzanin? Kasihan. Si Rena pasti nangis Inggris!” timpal Rina yang sudah mengemban Xinxin setelah menerimanya dari Mey. Mey yang sudah bersiap dan menenteng totebag-nya, mengangguk setuju dengan dua anggapan