Delapan

777 Words
Nella kini tidur bersebelahan kamar Edy, dengan nyanyian lagu blackpink - Kill this Love. Merasa Edy tidak dapat tidur tenang, ingin banget menutupi mulut cewek barbar itu. Tapi, kalau di dengar secara jelas, suaranya boleh juga untuknya. Nella selesai dengan baju di letakkan di lemari, kini dia mulai untuk tidur. Namun, tersadar kalau posisi tempat tidurnya letak membelakangi punggung masing-masing, Nella berhadapan barat sedangkan Edy berhadapan selatan. Nella merasa kalau Edy belum tidur, ada rasa batin gitu. Masing-masing sedang memikirkan sesuatu di kepala. Edy sedang memikirkan Jessica, sedangkan Nella memikirkan cara agar bisa hamil dari Edy. ❣❣❣ Esok paginya, Nella dan Edy buka pintu kamar bersamaan. Saling bertatapan seling bergantian. Luna dan Alex sudah di bawah menikmati sarapan pagi. Saat turun bersamaan mereka berdua tidak saling berbicara. Lebih memilih menyusul ke meja makan, karena terlalu banyak memikirkan kegiatan sendiri-sendiri. Nella atau Edy, fokus dengan sepotong roti di mulutnya. Luna dan Alex menatap kedua sepasang sejoli ini sangatlah aneh. Selesai sarapan, waktunya menjalankan aktivitas mereka masing-masing. Dalam perjalanan menuju ke kampus Nella, Edy selalu mengantar-jemput. Nella menutup ponsel dan masukkan ke dalam tas kecilnya. "Om, untuk masalah semalam masih berlanjut. Lala sudah putusan dengan tekad keyakinan, akan buat Om bisa hamili Lala," tegas Nella lebih dulu bersuara tanpa ada rasa ragu pada dirinya sendiri. Edy mendengar dengan baik penegasan dari cewek barbar ini. Sampai kapan dia keinginan itu hilang. Edy sendiri belum yakin untuk hamili anak orang, apalagi adik -  istri sepupunya. "Kalau Om, tidak mau. Enggak apa-apa, Lala punya cara lain," lanjut Nella berbicara. Edy sudah wanti-wanti rencana dari cewek barbar ini. Dia juga harus cari cara untuk menghindari ancaman itu. Sampai di kampus, Nella turun dari mobilnya masih sama mengucapkan terima kasih kepada Edy. Edy menjalankan kembali mobilnya. ❣❣❣ Di kantor Edy dengan sibuk beberapa kertas di mejanya, suara ketukan pintu tidak mengganggu aktivitas pekerjaan itu. "Masuk!" titahnya. Alex masuk memperhatikan abang sepupunya begitu antusias dengan pekerjaan tersebut. "Jangan terlalu serius," ucap Alex duduk berhadapan. "Kalau tidak di selesaikan, proyek kita nggak akan tertuntaskan," katanya. "Ngomong-ngomong soal semalam, benar kamu mencium Nella?" Alex menopang telapak tangan di atas dagunya rasa kepo mulai muncul. Edy terhenti pekerjaannya, menoleh arah adik sepupu tidak ada bedanya dengan cewek barbar. Untung si dia sudah menikah, mungkin bakalan dimutilasi kecil-kecil. "Kecelakaan saja," jawabnya cepat. "Benar, hanya kecelakaan," nyinyir Alex Edy tidak menanggapi, lebih baik fokus sama kerjaannya diutamakan. Ponsel miliknya bergetar, seseorang menelepon, Alex melirik tertulis nama My sweety. "Kamu masih komunikasi sama Jessica? Bukannya, kamu sudah putus?" tanya Alex "....." tak ada tanggapan, Alex menyandarkan tubuhnya di kursi. "Kalau di pikir-pikir lebih cocok sama kamu itu, Nella, kayaknya." Alex menjawab sendiri. Edy hanya mendengar tidak membalas ocehan dari adik sepupunya. Pilihannya ada di tangan dia sendiri bukan orang lain. Mau dia sama siapa, terserah hatinya. ❣❣❣ Nella kesal sama dosennya, maunya itu apa coba. Setiap datang ke kampus pasti ada saja acara syukuran lah, rapatlah, dsb. Kalau begini terus Nella bakal malas kuliah. Sudah pukul 2 siang, di lingkaran lengan jam arlojinya. Dia diajak sama Bianca ke Plaza, katanya ada yang promo besar-besaran. Turut ikut saja deh si Nella-nya daripada dia bete sendirian di rumah. Apalagi hari ini Edy sedang meeting. Di kasih tahu lewat aplikasi w******p. Bianca tidak berhenti membahas soal diskon baju di plaza, katanya kalau tidak cepat pilih. Bajunya pasti sudah berbeda motif lain. Nella hanya mangut dan tidak menanggapi, dia sedang mencari Ice cream untuk adem, kan, tenggorokan. Mumpung Bianca sedang di dalam merebutkan baju yang diincarnya. Nella menuju jual Ice cream terdekat saja. "Rasa nangka sama durian, satu ya," ucap Nella sama penjualnya. Di ambil Ice cream dan di jilat kemudian di gigit langsung, ambil uang kembalian. Pada saat akan kembali ke tempat Bianca, mata Nella tertuju sama seseorang di sana. "Om, kok, di sini?" tegur Nella, buat dua manusia dewasa menoleh. Edy menoleh arah di mana Nella tengah m******t Ice cream di tangannya. Nella melirik arah berlawanan yaitu seorang wanita yang akui, Edy adalah pacarnya  "Hai, tante, tumben cantik banget," sapa Nella tetap m******t Ice cream-nya. Jessica tidak menanggapi, malah cuek. Edy masih menatap cewek barbar ini kenapa bisa di Plaza juga. "Oh ya, Om. Nanti malam, Lala mau bicara empat mata, penting! Awas kalau kabur dan menghilang." Nella pun balik ke tempat Bianca, Ice cream yang dia jilat dan gigit pun ludes tak tersisa. Pandangan Edy masih tertuju pada cewek barbar tak berkedip buat Jessica kembali bete. "Kamu sama cewek itu ada hubungan spesial, apa sih?" Ketus Jessica bertanya merasa cemburu banget. "Tidak ada," jawab Edy singkat. Edy masih memikirkan soal perkataan dari cewek barbar tadi. Nanti malam apa yang mau dibicarakan sih? Pertanyaan dari Edy berputar-putar.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD