Tujuh

1037 Words
Nella terus mengekori Edy bagaikan anak ayam dan induk kemanapun dia pergi. Edy, buka pintu di hadang sama Nella. Edy mengernyit kening menatap arah cewek barbar ini. "Om, Lala serius, nih! Mau ya, Om," ucap Nella bersikeras, makin pusing di buat Edy. Kenapa dia harus ketemu cewek barbar aneh bin ajaib ini. Usianya beda jauh darinya. "Nella ingin hamil dari Om!" ucap Nella bersih kekeh buat Edy mendengus kesal berkali lipat, di tahan, tidak boleh menunjukkan ekspresi galak. "Umur kamu berapa?" tanya Edy, "Dua puluh tahun, sudah boleh, kan," jawabnya. "Kuliah, dulu," Ditepuk - tepuk kepala Nella bagaikan bocah. Nella merapikan rambutnya itu menciut bibir kemudian ikut masuk ke dalam, menatap Edy lekat-lekat. "Soal, kuliah, tenang saja. Tinggal cari dosen Handal ke rumah saja. Beres, kan, sambil jaga anak!" Masih tetap bersih kekeh ingin minta dihamili sama Edy. Edy menunduk kepala di atas punggung tangannya tepat di setir mobil. Terbuat apa pikiran cewek ini. "Ya, Om. Mau, ya! Kata teman Lala, awal buat itu tidak satu kali, mungkin bisa beberapa kali, kayak makan nasi satu hari tiga kali asupan. Iya, kan, Om," celoteh Nella. Edy lebih baik memilih menjalankan mobil sambil mendengarkan radionya. Tapi belum setengah perjalanan, iklan radio buat Edy terpaku-kaku-diam di tempat. "Kehamilan jangan takut, sayang anak, sayang istri. Sulit untuk memuaskan istri, jangan khawatir hanya ada obat peng---" Edy langsung mematikan radio abal-abal itu tidak jelas, kenapa bisa muncul iklan begituan. "Loh, Om, kok di matikan. Kan, mau tahu obat apa untuk proses cepat hamil," cicit Nella makin tambah mati beku oleh Edy. Di banting setir ke kiri, buat Nella oleng setengah, dan berhentilah mobil itu. Nella diam seketika tetap tidak tobat untuk atas perbuatannya. "Kenapa berhenti, Om..." Nella membulatkan kedua bola matanya, mengerjap-ngerjap beberapa kali, ada rasa nano-nano, manis, asin, berulang -ulang. Nella tidak bisa berkata-kata yang tadi itu apa ( pikirnya ) bibir, bibir. Edy menjalankan lagi mobilnya, debaran jantung Nella berdetak dua kali lipat bukan empat kali lipat, dug dug dug dug... Edy diam, dia khilaf sudah mencium cewek barbar itu. Dari tadi mengoceh tidak jelas. Mudahan cewek barbar ini tidak menagih ciuman darinya. ❣❣❣ Malamnya, Nella sampai tidak rela bibir itu terkena air, lebih memilih di tempelkan pelembab agar tidak hilang rasanya. Bukan, maskeran penutup mulut. Dia terus membayangkan, aneh beneran, padahal Nella belum minta dicium sudah dapat ciuman gratis plus ciuman pertamanya. Dia melompat-lompat kegirangan betapa bahagianya. Tidak dia pedulikan rumahnya roboh, asal dia senang, gembira, hura-hura, bahagia, hati berbunga-bunga. Semua satu berwarna rainbow. Beda dengan Edy, malah tidak konsentrasi sama pekerjaan didepan mata. Teringat kejadian tadi siang, terlalu khilaf mencium bibir tipis, manis, cerewet itu. Rasanya benar berbeda, jauh berbeda dari ciuman waktu dengan Jessica. "Nella ingin hamil dari Om!" "Mau ya, Om! Nella ingin hamil dari Om!" "Hamil Om... Hamil, Hamil, Hamil...!" "DIAM!"  teriak Edy buat Alex yang baru buka pintu panggil namanya ikut terkejut. "Kamu kenapa?" tanya Alex masuk ke dalam ruangannya. Edy menghembus napas panjang, Alex duduk di tepi meja kerjanya. Menatap abang sepupunya ini. "Ada masalah, apa?" tanya Alex mencium bau di gosip. "Kamu ngapain, disini? Bukannya lagi pengantin baru?" Edy balik bertanya memijit pelipisnya saking pusing memikirkan cewek barbar belum lagi Jessica. Hidupnya tidak pernah berwarna. "Lagi masak Luna, kamu ada masalah apa? Sepertinya berat banget, betewe, bagaimana dengan adik istriku?" Alex mulai membahas soal Nella. "Jangan bahas cewek barbar dulu, pusing kepalaku," kata Edy "Loh, memang kenapa dengan Nella?" Penasaran si Alex-nya. "Entahlah, aneh banget pokoknya." "Aneh, bagaimana? Menurutku, dia lucu, ceroboh, terus polos, kalau kamu sama dia, lebih berwarna malahan. Oh ya, mungkin dia bakalan pindah dirumah ini. Katanya ingin tahu segala tentang keseharian dirimu." Alex memberitahukan kepada Edy. Edy menatap adik sepupunya sejenak, mendengar cewek barbar itu akan pindah ke rumah ini, kehidupannya bakalan menahan jengkelnya "Ya sudah, kita makan yuk!" Alex keluar menuju meja makan, Luna baru saja selesai memasak untuk keluarga Kusuma. Edy pun menyusul masih terasa pusing di bagian kepalanya terlalu banyak memikirkan Nella. ❣❣❣ Saat sedang menikmati makan malam dan mencicipi masakan dari Luna - istri Alex, boleh di takjubkan jempol oleh Edy dan Alex tentunya. Selain cantik, berkarir, ini boleh di absen kan yaitu koki terhandal di keluarga Kusuma. "Ehhhmm..., Dy. Soal adikku jangan di masukkan ke hati, ya," ucap Luna memulai pertama berbuka suara. "Tidak apa-apa," balas Edy dengan senyuman. "Kayaknya Bang Edy kesemsem juga sama Nella, iya, enggak?" Sambung Alex di siku sama Luna. "Tidak apa-apa, biar dia bisa move on sama Jessica." bisik Alex terdengar sama Edy. Luna melirik Edy sebentar, Luna tahu betul kalau Edy sulit move on  sama Jessica (mantan), Edy sih Fine-Fine saja mau move on gimana - gimana tak ada ngaruh dengan harga dirinya. Asal ada yang benar tulus sama cinta bukan pengkhianatan mungkin bakalan selamanya untuk satu orang. "Kayaknya Nella suka sama kamu, deh, Bang!" tebak Alex kembali Luna menendang mata kaki suaminya. Edy tidak menyahut tetap menikmati makan malam di depan, tak berselera itu. Tak lama terdengar suara koper terseret masuk ke dalam, dan terdengarlah suara yang pengen Edy menghindar 114.690.000 meter dari permukaan bumi itu. "HALO.... LALA DATANG... KAKAK... KAK ALEX! OM EDY.... LALA KANGEN, LOH!" teriak Nella menarik kopernya sampai di samping Edy. "Siapa antar kamu ke sini?" tanya Luna terheran berani banget malam-malam datang ke rumah suaminya. "Pakai Grab!" jawab Nella santai. "Bibir kamu kenapa, kok, di lakban?" tanya Alex "Oh, ini, takut ternoda sama yang lain. Soalnya tadi siang Lala dapat ciuman gratis plus ciuman pertama dari Om Edy!" jawab Nella tidak merasa bersalah. Edy langsung tersedak batuk-batuk tidak karuan, Nella langsung berikan minuman kepada Edy. Belum sampai di sini, Nella teringat dengan kejadian waktu dia tersedak juga. PAK! Keluar butiran bakso ikan dari tenggorokan milik Edy, buat yang lain terperanjat bukan main dengan apa di lakukan oleh Nella barusan. "Kamu tidak apa-apa, kan, Dy?" tanya Luna menyerahkan minuman pada Edy. Edy menggeleng kepala lemas. "kemarin waktu kakak menikah, Lala juga tersedak kue Sus, Om Edy langsung pukul pundak Lala, keluar deh, kue satu biji di tenggorokan. Jadi, seimbang ya, Om. He he he..." Cengiran Nella menjelaskan kepada Luna dan Alex. Alex bisanya diam dan Luna hanya bisa menepuk jidat sedangkan Edy merasa sangat malu dan harga dirinya turun ingin rasanya mengikat cewek barbar ini ke kamar gudang   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD