“Ka Naren sudah datang, aku disuruh Bapak panggil kakak.” Ucap Adnan muncul membuka pintu, tidak terlalu lebar hanya kepala dan setengah badannya saja yang masuk. Menatap kakaknya yang menoleh ke arahnya. Reema sudah selesai bersiap, tidak ada persiapan dandan yang berlebihan seperti saat ia harus bersama Dante. Ia memakai pakaian yang layak dan sopan saja, celana panjang dan atasan lengan pendek yang nyaman. Make up pun juga hanya sunscreen, bedak tipis dan lipstik warna lembut. “Kamu ambilin minum, gak?” tanyanya. “Sudah, lagi ngobrol sama Bapak. Kelihatan senang sekaligus sungkan banget Bapak ke Ka Naren. Bawakan oleh-oleh juga, Pie apel khas Malang.” Beritahu Adnan. Reema mengambil ponsel, memasukkan ke tas selempang kecilnya. Ia sudah siap saat berjalan keluar mengikuti Adnan.