Setelah pintu tertutup dan langkah Reema menjauh, Dante berdiri diam sejenak di ruang tengah apartemennya. Ia menatap lembaran kertas yang sudah ditandatangani olehnya dan Reema. Ia meraih itu, kemudian membawanya ke ruang kerja. Membuka brangkas khusus dokumen-dokumen pribadinya. Meletakannya di sana, Hans memegang salinannya. Keheningan terasa menggema, hanya suara detik jam di dinding terdengar samar. Ia menarik napas, lalu berjalan pelan kembali ke ruang tengah, menuju lemari kecil di area mini barnya, tempat koleksi wine-nya tersimpan. Satu botol tua ia keluarkan, menuang isinya ke gelas kristal dengan gerakan yang tenang. Sesaat kemudian, ia menyalakan piringan hitam. Lembut suara jazz klasik mengalun memenuhi ruangan—favoritnya sejak lama, selalu berhasil mengusir kepenatan dan ke