bc

INFANTEM

book_age18+
7.5K
FOLLOW
42.7K
READ
forced
pregnant
arrogant
mafia
gangster
bxg
like
intro-logo
Blurb

"Sejauh mana kamu bisa lari dari saya? Mungkin kamu bisa menghindari saya, namun dengan tangan tuhan, kamu yang memang di takdirkan bersama saya. Tidak akan bisa lari kemana-mana Bianca." -Brandon Calemous

chap-preview
Free preview
01
 Brandon Calemous. Nama yang tidak asing di kalangan para konglomerat terhormat dan kalangan bisnis gelap. Pria bengis, tak kenal rasa takut dan tak memiliki secuil hati dalam dirinya. Santapannya sehari hari adalah darah, jeritan, dan nyawa seseorang yang melayang. Ia benci di bantah dan tidak di perdulikan. Apa yang di ucapkannya adalah sebuah perintah dan itu mutlak dari diri seorang Brandon Calemous. Beribu topeng ia punya untuk melindungi diri. Ekspresi apapun ia bisa lakukan dengan topengnya. Tapi tidak dengan ekspresi senyum, seolah ia lupa bagaimana cara melakukannya, seolah otaknya usai amnesia hanya untuk melakukan hal tersebut. Wajah seorang Brandon Calemous adalah anugrah beserta kutukan. Tampan, hidung mancung, tatapan dalam, bibir yang tercetak sempurna dan bentuk wajah bak dewa yunani. Terukir indah seolah semua yang ada di wajahnya memang terletak tepat pada tempatnya. Lagi lagi manusia tidak ada yang sempurnya, dibalik wajah tampan tersebut tidak ada senyum terukir indah di wajahnya. Jika ada hanya senyum miring dan senyum sinis. Otot wajah pria berumur 30 tahun itu lupa untuk bergerak membentuk sebuah  senyuman. Seperti saat ini, ia duduk di kursi singgasana yang memang disiapkan untuknya. Di samping kanan dan kirinya terdapat wanita sexy dengan pakaian ketat berwarna merah darah, bibir yang penuh dengan polesan lipstick warna senada dengan baju ketatnya. Begitu menor tetapi tidak mengurangi kadar kedua wanita yang bisa di sebut dayang seorang Brandon. "Mohon ampuni saya tuan. Saya mohon" Bukan tanpa alasan brandon duduk di singgasana di temani para dayang dan juga bodyguard. Ia sedang mengeksekusi pria tua yang sudah reot di hadapannya sedang bersujud. Mengenaskan, tangan pria itu terikat kebelakang, darah segar sudah menghiasi wajah tuanya. Tapi bagi brandon itu adalah hal biasa dan bahkan menyenangkan. "Anda tahu apa kesalahan anda?" Suara bariton yang mampu menyayat gendang telinga siapa saja. Memang suara itu terdengar santai dan tenang. Tapi kita tidak tahu apa makna di dalam suara tersebut. "Kasihani saya tuan, saya akan melakukan apa saja agar anda memaafkan saya. Saya punya seorang putri yang membutuhkan saya tuan" pria tua yang tidak menyerah untuk memohon dan memohon agar hidupnya dikasihani oleh monster seperti satu satunya keturunan Calemous tersebut. "Menarik, anda punya seorang putri? Bagaimana kalau anda jual putri anda kepada saya? Untuk di jadikan jalang manis seperti wanita di samping saya ini?" "Oh tuhan! Jangan tuan. Apapun tuan, tapi jangan ganggu putri saya. Dia tidak mengerti apa apa, umurnya pun masih 15 tahun tuan." "Sayang sekali, 15 tahun tidak bisa untuk bersenang senang. Baiklah kalau begitu tak ada pilihan lain." Brandon mengeluarkan pistol yang ada di balik jasnya, pria itu menodongkan pistol tersebut pada dahi sang pria tua yang sudah menipunya. Bukan tanpa alasan pria itu menjadi tawanan seorang brandon. Pria tua tidak tahu diri yang sudah membawa kabur uangnya. Berurusan dengan brandon sama dengan mengantar nyawa. Dor!!! Tanpa ragu brandon menarik pelatuknya tanpa beban tepat pada kepala pria tua yang sudah tidak bernyawa tersebut. Darah bercucuran di kepalanya, matanya melebar, mulutnya terbuka dan pria tua itu sudah terkapar lemah di hadapan brandon. Tidak ada tawa, tidak ada kesedihan, hanya tatapan datar dengan senyum miring. "Urus mayatnya. Aku masih ada pertemuan." Jelas Brandon kepada bodyguard lainnya. "Baik tuan" Brandon berdiri dari duduknya, tanpa di perintah salah satu wanita sexy yang ada di samping kanan dan kirinya merapikan jas yang sedikit kusut tersebut. Brandon benci kotor, ia adalah pria perfectionist dan teliti. Jadi wajar melihat keanehan sedikit saja ia akan terganggu. Dari kejadian itu saja dapat disimpulkan, Brandon Calemous, pria setengah bule dengan manik mata berwarna biru gelap adalah pria yang harus diwaspadai. _____ "Apa kamu tidak punya otak? Berapa kali kamu memecahkan piring restoran ini? Kamu di pecat!" Wanita berusia 40an yang memiliki badan gendut itu sudah berkali kali memarahi gadis berusia 19 tahun yang kini menunduk takut memainkan jari jarinya, wanita itu melemparkan amplop berisi uang di wajah sang gadis yang masih belia tersebut, dan dengan angkuh meninggalkan gadis itu sendiri. Ia bekerja di sebuah restoran makanan sebagai pencuci piring. Bianca Adina. Bianca atau biasa di panggil dengan sebutan Bian tersebut menghembuskan nafasnya, ia mengambil amplop yang terjatuh di hadapannya kemudian memasukkan kedalam saku. Dengan langkah pelan gadis itu berjalan meninggalkan restoran. Yang harus ia lakukan saat ini adalah pulang ke rumah susun yang beberapa bulan lalu ia sewa kemudian membuat lagi surat lamaran kerja agar ia bisa berkeliling mencari pekerjaan yang sesuai untuknya. Bianca adalah gadis yatim piatu yang sedari kecil tinggal di panti asuhan. Dia cantik, memiliki kulit bersih dengan tatapan mata yang mampu membuat siapa saja takhluk akan pesonanya. Andai bianca melamar sebagai SPG rokok yang memang membutuhkan sosok cantik sepertinya ia akan langsung di terima. Tapi bukan menolak, pernah bianca kerja sebagai SPG rokok usai lulus SMA karna ada yang menawarinya, dan yang terjadi ia di lecehkan oleh konsumen dengan sengaja meremas bokong sintal gadis tersebut. Bianca tidak suka dan ia langsung berhenti saat itu juga. Saat ini usianya genap 19 tahun, 1 tahun lalu bianca lulus SMA karna di biayai oleh donatur pihak panti. Kemudian beberapa bulan yang lalu Bian memilih untuk hidup mandiri. Ibu Panti sempat menolak keinginan anak asuhnya, tapi karna di yakinkan bahwa bianca bisa bertahan hidup dan akan menghampiri panti sesekali, gadis itu sudah bisa membeli salah satu kamar rumah susun yang kecil tetapi bersih. Rumah susun yang bisa di sebut kamar susun karna ukurannya yang kecil tersebut menjadi tempat berteduh Bianca. Perbulan bianca harus membayar uang sebesar 200 ribu, dan gadis itu sudah membayar uang tersebut untuk 10 bulan kedepan dengan pesangon yang di berikan Ibu panti. Bianca sudah sampai di kamar kecilnya, gadis itu sudah duduk di atas kasur lipat dengan duduk bersila. Ia siap siap membuka isi amplop di dalamnya. Dan ia bersyukur ibu restoran gendut itu masih memberinya gaji penuh. Bianca tahu ibu itu adalah wanita yang baik meski sifatnya galak. 900 ribu. Gumamnya menyebutkan nominal isi di dalam amplop. Bianca memasukkan uang tersebut ke dalam kaleng susu bekas yang sudah ia sulap. Bianca senang, dengan semangat gadis itu mengeluarkan kertas folio dan mulai menulis surat lamaran kerja. Setelah menulis lamaran kerja tersebut, bianca mulai mencari cari dimana ia akan kerja. Pekerjaan apa yang cocok untuknya. Berkali kali ia di tolak karna pekerja sudah penuh, tapi gadis itu tidak menyerah. Keringat sudah membasahi dahinya, Bianca sudah mulai lelah sehingga ia memutuskan untuk istirahat sebentar di halte bus. Ia melihat seorang bapak berkacamata hitam dengan tongkat di tangannya. Bianca tahu bapak itu tunanetra, dan ia tahu kalau bapak itu hendak menyebrang. Bianca mengarah pada bapak tersebut. "Bapak mau menyebrang?" Tanya Bianca. "Ah..i..iya nak" balas bapak tersebut terkejut ada yang mengajaknya berbicara. "Kalau begitu, mari saya bantu pak. Jalanan ramai." "Terimakasih nak" "Maaf sebelumnya, apa saya boleh menuntun tangan bapak?" "Silahkan nak" Dengan perlahan bianca menuntun bapak tersebut untuk menyebrangi jalan. Hingga sampai di pertengahan jalan, sebuah mobil berkendara sangat cepat membelah jalan dan hampir saja bianca dan bapak tersebut tertabrak, tapi untung saja pengendara mobil mewah berwarna hitam tersebut mengerem sehingga keduanya selamat. "Bapak tidak apa apa pak?" Tanya bianca. "Tidak apa apa nak, memangnya ada apa? Kamu tidak apa apa?" "Saya tidak apa apa pak." "Apa kamu tidak punya mata?! Kamu mau membuat saya membunuh kamu?" Bentakan tiba tiba membuat bianca terkejut. Ia mendongak untuk menatap kearah pria tinggi dengan sorotan mata tajam. Brandon Calemous. "Jaga bicaramu anak muda." Ujar bapak yang masih Bianca tuntun. "Jadi pria tua ini menyalahkanku hah!? Kalau anda buta harusnya anda berhati hati!" Bentak brandon. Tangan Bianca sudah bergetar takut, bahkan bapak yang ia tuntun merasakan bahwa Bianca sedang takut. "Bapak ini tidak salah pak, bapak jangan bicara kasar. Tidak baik" ucap Bianca berusaha berbicara tidak gugup dan sopan. "Jadi kamu menyalahkan saya juga gadis kecil hah? Kamu anak bapak ini?" "S..saya bukan anak bapak ini, dan saya juga tidak menyalahkan bapak. Maafkan saya pak." Ujar bianca mengalah. Ia tidak mau mencari urusan dengan pria menyeramkan di hadapannya. Mereka bahkan bertengkar di tengah jalan. Bianca juga tidak mau sok berani, ia sudah lama hidup di panti dan ia baru tahu hidup di luaran sangat berbahaya sehingga bianca memilih untuk mengalah. "Menyusahkan!" Bentak Brandon. "Maafkan saya sekali lagi pak." "Cepat pergi! Jangan ganggu penglihatan saya! Atau saya akan menembak kepala kalian berdua." "I..iya pak. Permisi, sekali lagi maafkan saya." Dan kali ini bianca berani menatap mata tajam brandon dengan mata berkaca kaca hendak menangis. Tapi setelah itu bianca kembali menuntun bapak tunanetra tersebut hingga tepi. "Bapak sudah menyebrang. Maafkan saya ya pak karna sudah membuat bapak di marahi." Ujar Bianca merasa bersalah. "Tidak nak, harusnya bapak berterimakasih. Bapak yakin pengendara itu yang tidak berhati hati" "Maaf ya pak sekali lagi. Apa bapak sekarang akan langsung pergi?" Tanya bianca. "Iya nak, bapak akan pergi. Sekali lagi terimakasih ya nak." "Iya pak, kalau begitu saya pergi dulu pak." Bianca menyalami tangan Bianca kemudian pergi setelah bapak yang ia tolong tadi melanjutkan jalannya. Tanpa bianca sadari, Brandon melihat gerak gerik gadis bersuara lembut tersebut. "Di zaman seperti ini, masih saja ada gadis bodoh sepertinya? Cih! Mengganggu!" - To be continue -

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mafia and Me

read
2.1M
bc

Dependencia

read
186.2K
bc

T E A R S

read
312.6K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.1K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.1K
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

Undesirable Baby (Tamat)

read
1.1M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook