Keke meringis saat berusaha menggerakkan tubuhnya untuk bangkit, walaupun Bujang sudah membantu mengangkat dengan meletakkan tangannya di punggung Keke secara hati-hati. Keke meringis, Keke merasa seperti ada ranjau yang mengenai jalan lahir, rasanya perih sekali, sembilan jahitan itu benar-benar menyiksa. Belum lagi kepalanya yang masih terasa pening. "Aku gendong, ya?" Bujang meringis juga, seakan merasakan apa yang Keke rasakan. Wajar saja, karena dia ikut melihat bagaimana perjuangan Keke melahirkan anak mereka, bagaimana gunting merobek jalan lahir, dan jarum yang berbentuk seperti kait itu menjahit kembali untuk merapikannya. Pasti sangat sakit sekali. "Kata Bidan, Keke harus mulai bergerak sedikit demi sedikit, supaya cepat sembuh." Keke berpegangan ke bahu Bujang, mengabaikan ba