Mereka sampai di rumah jam dua dini hari, Luqman langsung pamit karena dia belum sempat tidur sepicing pun. Keke mengiringi langkah Bujang masuk ke dalam kamar. Dia menaruh plastik yang berisi obat dan perlengkapan untuk mengganti perban Bujang. Keke langsung menuju dapur, membawa segelas air putih untuk Bujang. "Minum dulu, Bang!" "Terimakasih," jawab Bujang mengangkat tangan kirinya, tangan kanan terasa sakit jika digerakkan karena obat bius sudah hilang total, sementara luka itu berada di bahu kanannya. Suasana menjadi senyap, ucapan Luqman terngiang-ngiang di kepalanya. "Itu pasti sakit sekali," ucap Keke memecah keheningan. "Maaf, Keke minta maaf," sambungnya. Dia menangis. "Aku memaafkanmu, mungkin aku juga bersalah padamu, telah membuatmu malu." "Tidak, Abang tidak salah." K